Lima Daerah Tanggap Darurat Bencana, Banjir dan Longsor, Hingga Maret-April

BANJIR PASANG : Siswa tetap antusias jajan kendati lapangan sekolahnya, SMP Negeri 25 Palembang di Jl Putri Dayang Rindu, Keramasan, Kertapati mengalami banjir air pasang. Saat ini ada 5 daerah di Sumsel sudah memutuskan tanggap darurat bencana banjir dan-foto : budiman/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Lima daerah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) masih berstatus tanggap darurat bencana banjir dan longsor. Kelimanya pun melakukan perpanjangan status karena dampaknya masih akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan.

Apalagi prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel, potensi hujan terjadi hingga awal Mei mendatang dengan berbagai kategori intensitas.

"Sebelum penetapan status tanggap darurat habis, lima daerah itu melakukan perpanjangan hingga akhir Maret-April," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman. Kelima daerah yang menetapkan tanggap darurat tersebut, yakni Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Musi Rawas (Mura), Musi Banyuasin (Muba), Muara Enim, dan Kota Prabumulih.

Sementara 6 daerah lainnya menetapkan status siaga darurat, salah satu di antaranya Pemprov Sumsel. Sedangkan 5 lainnya, yakni Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, Banyuasin, Ogan Ilir dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Untuk 7 daerah lainnya masih berproses, yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), OKU Selatan, Lahat, Lubuk Linggau, Pagaralam, Palembang dan Empat Lawang. "Ada yang masih berproses di Biro Hukum, kecuali di OKI sudah proses di Sekda," ungkap Sudirman.

BACA JUGA:Siaga Puncak Hujan, BMKG Warning Hujan Lebat di Wilayah Ini

BACA JUGA:25 Rumah Warga Terendam Banjir, Dampak Hujan Deras di Baturaja. Waspada, Ini Prakiraan BMKG

BMKG Sumsel sebelumnya memprediksi curah hujan tinggi masih akan terjadi hingga awal Mei. Pemda diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi banjir dan tanah longsor. "Februari sampai awal Maret masih akan terjadi hujan. Kemudian akhir April hingga awal Mei kembali hujan. Masa peraliham musim kemarau terjadi akhir Mei," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG, Nandang Pangaribowo.

Curah hujan tinggi di Muratara yang terjadi sejak Desember 2023 juga diprediksi BMKG masih akan berlangsung. Ia merincikan, Februari dan Maret potensi hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi di wilayah Barat Sumsel. Namun peningkatan kewaspadaan juga harus dilakukan bagian Tengah dan Timur.

"Dari analisis, curah hujan masih akan berkutat di Sumsel Barat. Tapi kekhawatiran kita tetap ada, puncak hujan musim kedua di Sumsel akan menuju bagian Tengah dan Timur Sumsel," jelasnya. 

Potensi banjir disebutnya juga akan terjadi dengan kategori rendah-sedang. Peringatan dini tingginya curah hujan itu telah disampaikan kepada 17 kabupaten/kota di Sumsel. "Yang perlu diwaspadai hujan pada Maret, di seluruh Sumsel berpotensi terjadi genangan hingga banjir," pungkasnya. (yun/fad)


--

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan