https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Distribusi Bansos Dihentikan Sementara, Hormati Pemilu 2024

PENYALURAN BANSOS: Jelang Pemilu, kegiatan penyaluran bansos beras disetop sementara, dilanjutkan kembali mulai 15 Februari mendatang.-foto : budiman/sumeks-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Penyaluran bantuan sosial (bansos), khususnya yang berbentuk beras, menjelang Pemilu 2024 banyak menuai sorotan. Pemerintah pun memutuskan menghentikan sementara program tersebut. Penghentian itu dijalankan hingga selesai pelaksanaan coblosan pemilu pada 14 Februari nanti.

’’Bantuan pangan pemerintah dihentikan sementara karena memang tidak ada politisasi (penyaluran) bantuan pangan,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. 

Dia mengatakan, selain untuk menghormati pelaksanaan Pemilu 2024, juga sekalian dilakukan pemutakhiran data.

Arief menyatakan, penyaluran bantuan pangan akan dimulai kembali pada 15 Februari. Dia menegaskan bahwa penyaluran bantuan pangan itu sudah terencana lama dan tidak terkait dengan pemilu. 

BACA JUGA:Sebentar Lagi Pemilu, Yuk Kenali Warna pada Kertas Pemilu

BACA JUGA:Penipuan Berkedok Data TPS Pemilu 2024 Marak, Data Pribadi dan Rekening Dibobol

Penghentian sementara itu sudah disampaikan Badan Pangan Nasional ke Bulog melalui surat tertanggal 6 Februari 2024. Surat itu menyebutkan, alasan penghentian adalah mendukung kelancaran penyelenggaraan pemilu. Guna memaksimalkan penyaluran, Bulog diminta untuk optimalisasi penyaluran sebelum masa tenang dan setelah hari pemungutan suara.  

Terkait kelangkaan beras di sejumlah toko modern, Arief mengungkapkan, Januari dan Februari 2024, Indonesia alami defisit 2,8 juta ton. Data tersebut merupakan hasil survei kerangka sampel area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS).

Dia mengakui, kondisi beras saat ini masih tertekan. Sebab, panen baru mulai terjadi pada Maret. Berdasar data KSA BPS, produktivitas panen nasional nanti mencapai 3,5 juta ton. ”Diharapkan bisa mengatasi persoalan ketimpangan antara pasokan dan kebutuhan,” imbuh dia.

Arief membeberkan beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi suplai. Salah satunya, mempercepat proses bongkar beras impor di sejumlah pelabuhan. ”Kita menyiapkan beras impor untuk cadangan pangan pemerintah,” tambahnya.

BACA JUGA:Semua Logistik Pemilu 2024 di OKU Timur Tiba di PPK, Senin Bergeser ke PPS

BACA JUGA:Pengawas Pemilu Kelurahan Bersama TNI-Polri Bersihkan Alat Peraga Kampanye

Kemudian, penyaluran beras komersial dari Bulog ke pasar. Termasuk distribusi 50 ribu ton ke food station atau PIBC (Pasar Beras Induk Cipinang) yang terus berjalan sampai sekarang. ”Aksi lainnya adalah beras SPHP terus menerus disalurkan ke pasar tradisional dan ritel modern,” tandasnya.

Kondisinya, stok beras di toko ritel modern atau minimarket mulai kosong. Biasanya, bahan pokok itu dibanderol Rp69.500 per bungkus untuk kemasan 5 kg. Pembelian pun dibatasi dua kemasan per orang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan