Produk Euro 4 Tekan Emisi Karbon
PALEMBANG – Emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia yang dihasilkan setiap tahunnya masih begitu besar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang di-update per 28 Juli 2022, berdasarkan laporan inventarisasi GRK dan MPV 2020, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, pada 2019 mencapai 1,86 miliar ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e). Jumlah ini jauh meningkat hingga 4 kali lipat dibanding 2 dekade sebelumnya, yakni tahun 2000 sebesar 1,18 miliar ton, 2001 sebesar 461,4 juta ton, dan 2002 sebesar 742,3 juta ton. BACA JUGA : Jalan Ini Bisa Menuju ke Dunia Lain
Sektor penyumbang emisi GRK tertinggi berasal dari penggunaan energi fosil sekitar 34 persen atau sebesar 638,8 juta ton, salah satunya berasal dari penggunaan BBM (bahan bakar minyak) oleh kendaraan bermotor. Ditaksir kendaraan menyumbang emisi perkotaan mencapai 70-80 persen, dari 149.707.859 unit kepemilikan kendaraan di Indonesia per 10 Agustus 2022 (korlantas.polri.go.id). Emisi karbon sendiri mencapai 487 juta ton (MtCO2) di 2017 (data Global Carbon Project).
Emisi GRK dan emisi karbon telah memicu pemanasan global, sehingga wajar jika saat ini suhu bumi mengalami kenaikan, semula di bawah 0,25 derajat celcius pada tahun 1980, menjadi 0,74 ± 0,8 derajat celcius saat ini. Tentu saja kenaikan suhu menyebabkan perubahan iklim, cuaca ekstrim, suhu yang lebih panas membuat tanaman sulit bertahan hidup, badai hebat memicu bencana banjir-longsor, meluasnya kekeringan dan penyakit. Baca juga : Syarat Penerbangan Bandara SMB II, Vaksin Booster Masih Berlaku
Karenanya Indonesia kini berupaya mengurangi emisi GRK dan karbon untuk mengendalikan perubahan iklim, guna mencapai target Indonesia net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Nyatanya untuk menuju net zero emission, Pemerintah juga tak bisa berjalan sendiri, tetapi perlu mendapat dukungan dari berbagai stakeholder atau lapangan usaha di berbagai sektor, dari hulu ke hilir.
Indonesia juga tak bisa serta merta melepaskan ketergantungan energi fosil, mengingat investasi transisi energi sangat mahal mencapai US$ 1 triliun di 2060 dan masih tingginya kebutuhan masyarakat. Sehingga Pemerintah mencari cara, minimal mengurangi polusi udara demi masa depan, demi menyelamatkan bumi. Salah satu kebijakannya mewajibkan seluruh mobil mesin diesel di Indonesia menggunakan standar emisi Euro 4 (standar Eropa) sejak April 2022 lalu. Baca juga : Apresiasi Konsumen Setia FUSO
Kebijakan ini pun mendapatkan sambutan dari produsen kendaraan diesel seperti Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) yang telah memigrasi produk truknya dari Euro 2 ke Euro 4. Dengan teknologi Euro 4, emisi gas buang kendaraannya pun menjadi lebih ramah lingkungan dan di bawah batas zat pencemar udara. Standar emisi Euro 4, yakni CO: 0,50 g/km HC+NOx: 0,30 g/km NOx: 0,25 g/km PM: 0,025 g/km, lebih rendah dibanding batas emisi Euro 2, CO: 1,00 g/km HC + NOx: 0,70 g/km PM: 0,08 g/km.
PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), selaku distributor resmi kendaraan niaga MFTBC di Indonesia, telah secara resmi memasarkan jajaran produk Euro 4, yakni 15 varian Canter dan 14 varian Fighter X. Keduanya mewarisi DNA “Colt Diesel”, produk kendaraan niaga terlaris di Indonesia, Colt Diesel dan Fighter berganti nama menjadi Canter dan Fighter X.
Truk medium yang diluncurkan awal tahun 2022 itu, masing-masing memiliki mesin 4V21 dan mesin 6M60 dengan teknologi Common Rail yang dapat menghasilkan tenaga mesin maksimal, torsi lebih tinggi di range RPM yang lebih panjang, sehingga performanya lebih optimal. Selain itu, teknologi Exhaust Gas Recirculation, Positive Crankcase Ventilation, dan Diesel Oxidation Catalyst Muffler mampu menurunkan kadar emisi NOx (Nitrogen Oxide) sehingga emisi gas buang kendaraan lebih ramah lingkungan.
Peluncurannya menjadi bukti komitmen Mitsubishi mendukung pengurangan emisi GRK maupun karbon di Indonesia yang makin kritis, melalui kendaraan niaga yang lebih ramah. Gayung pun bersambut, kepedulian Mitsubishi atas kondisi lingkungan juga membuat banyak konsumen maupun perusahaan makin aware dengan produk truk Mitsubishi. Makin banyak yang menginginkan produk truk Euro 4, baik varian Canter maupun Fighter X.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Mitsubishi Fuso Euro 4 mampu menguasai pasar kendaraan niaga di Indonesia, melanjutkan eksistensi truk Fuso tahun-tahun sebelumnya. Tercatat penjualan truk dan bus Mitsubishi pada Januari-November 2022 mencapai 33.749 unit secara wholesales dan 34.419 unit secara ritel. Jika tahun 2021 Fuso mampu menguasai pangsa pasar sebesar 46,7 persen, maka tahun 2022 market share ditaksir tembus 48,0 persen.
Beberapa perusahaan yang selama ini loyal makin setia berkat produk Fuso yang kian mumpuni. Tiga perusahaan, PT Waletindo Setia Persada, PT Putra Mandiangin Utama, dan PT Metalik Bara Sinergi yang bergerak di bidang pertambangan mempercayakan produk Mitsubishi Fuso Euro-4, Canter FE SHDX. Spesifikasi Canter FE SHDX menunjukkan tenaga yang lebih kuat, 136 PS, 6 roda dengan final high gear ratio 6.666 memungkinkan menghasilkan performa gardan yang optimal di jalan menanjak, dimana sesuai dengan kebutuhan pelanggan di area pertambangan.
Hingga saat ini PT WSP yang beroperasi di beberapa area wilayah Sumsel, Jambi, dan Riau ini telah memiliki lebih dari 950 unit produk Mitsubishi Fuso. Dalam keterangannya, Direktur Operasional PT WSP, Chairi Anwar menjelaskan pihaknya masih mempercayai produk Fuso di era Euro 4 mengingat kualitas dan kekuatannya menaklukan berbagai medan jalan, terutama pengangkutan komoditas batubara di area pertambangan.
“Tak hanya soal produk, tetapi juga layanan purna jual dan ketersediaan suku cadang Fuso yang sangat baik menjadi alasan kami memilih Fuso sebagai mitra bisnis,” terang Chairi. Selain itu penggunaan Fuso Euro-4 menunjukkan keinginan kuat perusahaan mendukung implementasi Euro 4 pada kendaraan diesel demi mengurangi emisi CO2.
Demikian pula Managing Director PT PMU, Muhammad Alyafei menjelaskan pihaknya telah memesan 300 unit Canter FE SHDX Euro-4. “Mitsubishi Fuso terkenal dengan produk yang kuat, andal, dan berkinerja tinggi. Hadir dengan reputasi yang baik, produk Fuso telah dijual dan dipercaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, kami memilih Fuso sebagai kendaraan yang mendukung bisnis kami,” sebutnya.
Salah satu pengusaha transportir di Metropolis, Husein (50) mengaku puluhan tahun bergelut di bisnis ekspedisi selalu mempercayakan angkutan barangnya dengan truk Mitsubishi. “Dari teknologi Euro 2 sekarang berganti menjadi Euro 4, saya selalu menggunakan truk Fuso karena sudah terbukti di jalanan. Bahkan mengangkut barang sparepart kendaraan dari Jakarta ke Palembang melebihi kapasitas (over load) pun tak per masalah,” ceritanya.
Sekarang, kata dia, malah makin banyak keunggulannya, harga tetap kompetitif tapi teknologi mumpuni. “Gas buangnya tentu saja lebih ramah lingkungan, begitupula BBM juga lebih hemat, bahkan dari truk kompetitor sejenis. Artinya cost atau biaya operasional perusahaan semakin “ramah”, sehingga laba yang kami dapat semakin tinggi. Keuntungan menggunakan truk Fuso Euro 4 berlipat-lipat,” bebernya. Sebagai masyarakat, dia juga bisa ikut berkontribusi mendukung pelestarian lingkungan dan menekan emisi karbon melalui penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan.
General Manager (GM) Commercial PT Berlian Maju Motor (BMM) Kertapati Palembang, Nanang Kusim menjelaskan produk Canter dan Fighter X mendapat respon luar biasa dari konsumen di Provinsi Sumsel. Ditunjang tingginya harga komoditas, baik sawit maupun batubara membuat permintaan truk Euro 4 yang diproduksi sejak April 2022 ini semakin besar. “Sebulan rata-rata kita bisa jual 180 unit truk di Sumsel. Pembelinya dari berbagai sektor baik customer fleet maupun atau perseorang, terutama yang bergerak di bidang pertambangan batubara, perkebunan, dan material,” ujarnya, kemarin (7/1).
Keberadaan dua truk ini juga telah mampu menguasai pasar di kelasnya, yakni Canter dengan market share 60 persen dan Fighter X sekitar 30-an persen. “Dibanding produk Euro 2, tentu saja produk Euro 4 ini lebih unggul, terutama dari sisi gas buang yang lebih ramah lingkungan. Ada komponen yang disematkan sehingga bisa mengurangi emisi karbon. Untuk konsumsi BBM, pemakaian Bio Solar juga sangat oke,” bebernya. Bahkan truk Mitsubishi terkenal “Raja Overload” saking banyak pengguna yang ingin mengefisiensi BBM maupun mobilitas atau pengangkutan barang.
“Di lapangan, penggunaannya pasti overload misalnya seperti Canter yang kapasitasnya 4,5 ton, tapi sopirnya bisa angkut barang atau komoditas mencapai 8-15 ton. Begitupula Fighter X, kapasitas 26 ton namun yang diangkut mencapai 40 ton. Walau begitu, produk kita mampu menanganinya dan selama ini tak pernah bermasalah,” terang Nanang.
Mitsubishi Fuso juga akan terus menjaga layanan purna jual terbaik dengan dukungan jaringan dealer terluas di Indonesia. “Kami berkomitmen terus mempertahankan dan meningkatkan dukungan layanan kepada pelanggan di seluruh Indonesia,” ujar Nobukazu Tanaka, Presiden Direktur PT KTB dalam keterangan resmi. Seperti layanan free service yang selama ini diapresiasi konsumen, menambah fasilitas Parts Depo untuk menjamin ketersediaan pasokan suku cadang, meningkatkan fungsi mobile workshop service dilengkapi peralatan berteknologi tinggi untuk memeriksa kinerja mesin Euro 4, dan menyediakan mekanik profesional yang mampu melakukan perawatan unit-unit kendaraan yang ada di on-site atau di lokasi operasional konsumen. (fad)