Sejarah Lahirnya HMI, Tokoh Pendirinya Ternyata dari Universitas Ini
Logo HMI dan Almarhum Lafran Pane-Foto: insannews.com-
Sejumlah mahasiswa pada masa tersebut membentuk organisasi baru atas berbagai alasan, salah satunya adalah karena Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) didominasi oleh Partai Sosialis yang dianggap tidak sesuai.
Penolakan terhadap dominasi Partai Sosialis tidak hanya berasal dari kalangan mahasiswa Islam, melainkan juga melibatkan mahasiswa Kristen, mahasiswa Katolik, dan berbagai mahasiswa yang masih memegang teguh ideologi keagamaan.
Inisiatif pembentukan HMI datang dari Lafran Pane, mahasiswa semester I Sekolah Tinggi Islam (sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia-UII) pada masa itu. Ia melakukan diskusi dengan rekan-rekannya untuk merumuskan ide membentuk organisasi mahasiswa yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
BACA JUGA:Jabatan Kades 8 Tahun, Maksimal 2 Periode, Tuntutan Apdesi Dikabulkan Pemerintah-DPR RI
BACA JUGA:Outstanding Loan Tertinggi 3 Tahun Terakhir, Pegadaian Catat Kinerja Positif
Setelah mendapatkan cukup dukungan pada bulan November 1946, Lafran Pane mengundang para mahasiswa untuk melaksanakan rapat.
Sejumlah mahasiswa Islam yang berada di Yogyakarta baik di Sekolah Tinggi Islam, Balai Perguruan Tinggi, Gajah Mada dan Sekolah Teknik Tinggi.
Terdapat sekitar 30 orang mahasiswa yang menghadiri rapat tersebut. Diantaranya, anggota Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia.
Namun pada rapat yang digelar itu, tidak menghasilkan kesepakatan. Kemudian Lafran Pane mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak dengan menggunakan jam kuliah Tafsir oleh Husein Yahya.
Pada tanggal 5 Februari 1947 bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H, di salah satu ruangan kuliah Sekolah Tinggi Islam di Jalan Setyodiningratan 30 sekarang bernama Jalan Senopati Yogyakarta, masuklah Lafran Pane yang langsung berdiri di depan kelas.
Ia langsung memimpin rapat dan mengatakan “hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres”.
Kemudian ia meminta agar Husein Yahya memberikan sambutan, tetapi dia menolak dikarenakan kurang memahami apa yang disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.
Dalam pertemuan dadakan tersebut, Lafran Pane mengatakan ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam yang anggaran dasarnya telah disiapkan.
Ia menuturkan, rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa Islam.
Lafran menegaskan dalam rapat itu, bahwa apapun bentuk penolakan orang lain, tidak menggentarkan untuk tetap berdirinya organisasi Mahasiswa Islam. Kemudian semua peserta rapat menyatakan sepakat.