Qodari Bongkar Rahasia Mahfud MD, Ternyata Mundur dari Kabinet karena Hal Ini!
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari--
“Nah termasuk juga dalam rangkaian itu adalah Mas Guntur yang lagi-lagi dalam kampanye resmi Mas Ganjar garis miring PDI Perjuangan, partai-partai koalisi di mana di situ Pak Guntur mengatakan bahwa yang penting sekarang ini yang prioritas adalah memenangkan Ganjar dan Mahfud setelah itu nanti Jokowi bisa kita apa-apain kan begitu,” katanya.
BACA JUGA:Prabowo-Gibran Makin Tak Terbendung, Bahlil: Sekali Putaran Tinggal Tunggu Waktu!
Selain itu, Qodari juga menjelaskan pamitnya Mahfud dari kabinet menjelaskan dua hal. Pertama, ia menduga mundurnya calon wakil presiden nomor 3 itu karena ingin segera menyelesaikan masalah pribadi yang mengganjal hatinya.
Pasalnya, ketika debat cawapres kedua Mahfud MD menjadi canggung usai mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi.
“Soal Pak Mahfud itu saya kira ada dua aspek yang banyak didiskusikan dan mungkin banyak disorot. Yang pertama adalah soal kenapa beliau mundur? Nah kalau saya melihat sih sebetulnya Pak Mahfud mundur itu lebih kepada menyelesaikan persoalan diri beliau sendiri yaitu kecanggungan yang beliau rasakan ketika di acara debat cawapres yang terakhir banyak menyerang tapi kemudian justru dipertanyakan oleh masyarakat,” bebernya.
Qodari mengatakan Mahfud MD melakukan blunder di saat debat cawapres kedua yang membahas tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa, karena Mahfud Md mengatakan masalah tambang tidak bisa diselesaikan karena banyak mafia yang bermain.
BACA JUGA:Prabowo Beri Posisi Istimewa untuk Maruarar Sirait, Pengamat: Ini Tanda Ara Punya Kemampuan Komplit
Padahal Mahfud MD lah orang yang seharusnya paling bertanggung jawab untuk mengurai masalah tersebut.
“Pak Mahfud di dalam kabinet kok menyerang pemerintah di mana dia menjadi bagian dari padanya termasuk juga misalnya pada waktu itu mengatakan masalah tambang-tambang ilegal dan yang lain-lain itu tidak bisa diselesaikan karena ada mafia begitu, ada mafia yang tidak bisa ditindak secara hukum. Nah orang kan kemudian bertanya loh Pak Mahfud kan Menkopolhukam loh Itu kan harusnya tanggung jawab anda kan begitu,” ucapnya.
“Jadi saya kira pada debat yang kedua itu Pak Mahfud mengalami sebuah situasi baru yang sebelumnya beliau tidak terlalu alami ya ketika debat pertama kan enggak terlalu menyerang kata orang dia menahan diri, tidak ada reaksi dari publik seperti di debat kedua dan karena itu tidak ada kecanggungan yang dirasakan secara signifikan oleh Pak Mahfud,” tambahnya.
Menurut Qodari, mundurnya Mahfud MD berupaya untuk keluar dari perasaan tidak enak itu, di mana posisinya masih berada dalam pemerintah, tapi bersikap seperti oposisi.
BACA JUGA:Prabowo-Gibran Jadi Pilihan Diaspora Eropa di Pilpres 2024, Ini Kata Pakar Politik
“Jadi saya kira beliau sedang berusaha keluar dari situasi yang tidak mengenakkan lah bahwa saya ini bagian dari pemerintahan tetapi kemudian saya kok nyerang pemerintahan,” ucap Qodari.
Qodari menepis alasan Mahfud mundur karena berkaitan etika, sebab jika berkaitan dengan etika seharusnya sudah mundur sejak pertama kali ditetapkan menjadi cawapres Ganjar oleh KPU.
“Jadi sebetulnya bapak ini mundur bukan karena mau menegakkan etika dan tidak mau terjadi conflict of interest, bapak itu cuman enggak nyaman aja gara-gara debat kedua kemarin, bapak tuh banyak nyerang dan mempersoalkan hal-hal yang notabenenya adalah menjadi tanggung jawab bapak sebagai Menkopolhukam gitu loh,” paparnya.