Mengenal Roti Koing, Kuliner Khas Palembang yang Jadi Primadona di Bulan Ramadan
Roti Koing atau Roti Raden, kuliner khas Palembang saat bulan Ramadan. -Foto: Ist-
Keberlanjutan Roti Koing hingga saat ini adalah sebuah keajaiban sendiri.
Meskipun pada awalnya mungkin diciptakan secara tidak sengaja, namun kini menjadi kuliner legendaris yang diteruskan oleh para tukang roti di Palembang.
Namun, ada ironi yang menyertainya, di mana sejauh ini, hanya generasi tua yang menikmati kelezatan Roti Koing.
Generasi muda, termasuk Gen Z, belum mengenalinya, membawa risiko punahnya kuliner ini jika tidak terus dilestarikan.
Dalam setiap bulan Ramadhan, pasar-pasar tradisional di Palembang menjadi tempat berkumpulnya Roti Koing.
Harganya yang terjangkau, mulai dari Rp 3.000,- untuk sebungkus dengan beberapa buah hingga Rp 10.000,- untuk bungkusan yang lebih besar, membuatnya menjadi pilihan yang disukai oleh banyak orang.
Penjualan Roti Koing juga kerap ditemui dalam pasar bedug, menambah nuansa khas bulan suci tersebut.
Mengkonsumsi Roti Koing juga tidak sembarangan lho.
Ternyata ada waktu-waktu tertentu mengkonsumsi Roti Koing, sehingga nikmatnya semakin terasa. Umumnya masyarakat Palembang, mengkonsumsi Roti Koing, jelang petang Bersama keluarga.
Biasa juga dilakukan diteras rumah dengan berbekal air hangat baik kopi, teh, coklat ataupun susu.
Waktu tepat lainnya biasa dilakukan orang zaman dahulu, setelah melaksanakan sholat tarawih.
Usai melaksanakan sholat tarawih dengan mengisi kekosongan waktu, biasanya ngemil didepan televisi dengan keluarga sehingga terasa lebih nikmat.
Bagi yang belum pernah mencicipi makanan warisan budaya anak bangsa ini silahkan mencoba.
Sekitar 45 hari lagi Ramadhan akan menemui kita. Dibulan yang penuh Rahmat ini, Roti Koing, bakal dijual seperti jamur dimusim hujan.
Untuk memastikan kelestarian Roti Koing, upaya pengenalan kepada generasi muda perlu ditingkatkan.