Milenial Berperan Jaga Ketahanan Pangan

PALEMBANG – Memulai menumbuhkan tanaman pangan di pekarangan rumah secara mandiri  menjadi peran generasi millenial dalam menjaga ketahanan pangan.  Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Ir Ruzuan Effendi MM menjelaskan generasi millenial turut berperan memilih makanan yang sehat, lokal dan lestari, menghargai dan mengurangi pembuangan makanan, serta mengubah mindset dari yang biasa membeli menjadi penghasil.

Dikatakan, walaupun produksi bahan pangan domestik terus meningkat namun beberapa tahun ini harga bahan pangan mengalami kenaikan. “Semakin mahalnya harga pangan lantaran meningkatnya jumlah penduduk, triple burden of malnutrition (underweight, wasting dan stunting), serta penurunan ketersediaan dan kualitas sumberdaya pertanian,” ujarnya dalam seminar “Peran Generasi Millenial Dalam Menjaga Ketahanan Pangan” di aula Universitas Terbuka Palembang, kemarin (7/2).

Jadi, kata dia, masyarakat harus mandiri, tidak boleh instan. “Peran kita mengubah pola pikir dari membeli menjadi menghasilkan, dimulai dengan memanfaatkan lahan pekarangan dengan strategi urban farming," terangnya. Pihaknya mengajak mahasiswa Universitas Terbuka bersama-sama mendorong program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dengan menerapkan minimal menanam 5 polybag tanaman untuk satu rumah.

Katanya, peran generasi milenial sangat penting dalam ketahanan pangan dengan memilih makanan sehat, lokal, dan lestari. “Tak kalah penting hargai dan kurangi  pembuangan makanan," sambungnya seraya mengatakan GSMP mengubah mindset dari pembeli menjadi penghasil.

Direktur Universitas Terbuka Palembang, Dr Meita Istianda MSi, mengatakan, dengan peningkatan jumlah penduduk, maka dibutuhkan orang yang bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri. “Penting mengubah mindset dari membeli jadi penghasil. Jangan memandang sektor pertanian tidak mempunyai peluang yang tinggi karena ke depan manusia akan memilih bekerja kembali ke alam. Siapa yang bisa mengolah alam dia akan menjadi pemenang," ucapnya.

Meita menyebut mahasiswa sebagai agent of change, terlebih mahasiswa UT yang tersebar sampai pelosok Sumsel, baik di daerah perairan atau pegunungan. Diharapkan dapat mengedukasi masyarakat bahwa ketahanan pangan wajib dilakukan untuk melawan harga komoditas yang tidak stabil.

"Tiap-tiap keluarga bisa menanam bibit yang telah diberikan. Insya Allah masalah kekurangan gizi bisa teratasi dan mahasiswa dapat mengaplikasikannya di lapangan," tukasnya.

Dalam acara ini Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel turut memberikan 250 sachet bibit kepada mahasiswa UT Palembang. (nni/fad) https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan