Mengenal Kampung Kapitan, Permukiman Tertua Etnis Tionghoa di Palembang yang Penuh Jejak Sejarah

Kampung Kapitan di 7 Ulu kecamatan SU I merupakan perkampungan tertua etnis Tionghoa yang ada di Palembang. -Foto: Adi/Sumateraekspres.id-

Sekaligus juga mendapatkan posisi yang istimewa, di dalam pemerintahan kolonial Belanda yang ada di Palembang ketika itu. Pada awalnya, si kawasan Kampung Kapitan cukup banyak bangunan yang berdiri megah.

Akan tetapi, lambat lain karena termakan usia, sekarang ini hanya tersisa dua bangunan. 

Untuk bangunan yang tersisa, yakni terdiri atas dua bangunan yang terbuat dari kayu dan berbentuk panggung berarsitektur khas Tiongkok dan perpaduan gaya Melayu dan Eropa atau Belanda.

Namun demikian, saat ini bangunan kokoh yang dibangun ratusan tahun lalu seolah kurang terawat. Baik pada bagian interior dan eksterior bangunannya juga banyak yang rusak. 

Untuk bagian dalam, perabotan kuno tersisa yakni berupa meja abu, altar sembahyang dan beberapa foto dan lukisan kuno sosok Kapitan yang memimpin di Kawasan 7 Ulu tersebut.

Yang mana, sejak tahun 1644 lalu dibangunan Kampung Kapitan yang saat ini dilanjutkan generasi ke 13 dari keturunan Kapitan Tjoa Han Him.

Kemudian bangunan ini kurang terawat, dikarenakan sebagian besar keturunan Kapitan Tjoa Han Him tadi banyak yang merantau ke luar Palembang. 

Kendatipun demikian, Kampung Kapitan ini tetap dibuka untuk umum, karena ada yang jaga yakni seorang hulubalang.

Terhitung tahun 2008 silam, Kampung Kapitan pada akhirnya ditetapkan Menteri Kebudayaan sebagai destinasi wisata.


Kampung Kapitan 7 Ulu--

Untuk tiket masuk ke kawasan Kampung Kapitan pengunjung diharuskan membo tiket sebesar Rp 5 ribu perorang.

Di tempat wisata ini juga tersedia penyewaan pakaian untuk foto, seperti kebaya.

Sebagai ongkos sewa, wisatawan dapat membayar biaya sewa secara sukarela.

Jam Buka Kampung Kapitan Jam buka Kampung Kapitan mulai pukul 09.00 - 17.00 WIB, kawasan wisata ini buka setiap hari. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan