17 Sekolah Terendam, 8 Jembatan Gantung Putus
BANJIR : Kondisi banjir yang merendam permukiman warga di wilayah Muratara, Kamis (11/1).-Foto: sumeks-
bekerja sama OPD terkait, seperti Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. “Kita dirikan dapur umum, juga berikan pelayanan kesehatan. Kami juga mengirimkan petugas trauma healling. Jadi setiap kejadian bencana alam maupun non alam kita mengirimkan psikolog," tuturnya.
Banjir juga melanda wilayah PALI. Jalan penghubung alternatif antara PALI dan Mura terendam. Kendaraan harus dialihkan. Titik terparah yang terendam di jalur ini di wilayah Dusun Tumpang Sari, Desa Semangus, Kecamatan Talang Ubi, PALI.
Di sana ada jembatan besi yang tak memiliki pagar pembatas. Nah, jembatan itu terendam air dengan ketinggian sampai pinggang orang dewasa. Sangat bahaya jika kendaraan memaksakan diri melintas.
"Jembatan ini memang kerap banjir kalau hujan deras. Bahayanya karena tidak ada pagar pembatasnya. Aliran airnya cukup deras," kata Dedi, warga setempat. Kapolres PALI, AKBP Khairu Nasrudin SIK MH, melalui Kasat Lantas AKP Kukuh Fefrianto, mengingatkan pengendara yang melitasi jalur alternatif tersebut untuk memilih jalur lain.
"Hari ini (Kamis) kita menutup dan mengalihkan arus lalu lintas menuju ke Kabupaten Mura. Kita dapat informasi dari Kapolsek BTS Ulu yang memberitahukan bahwa Sungai Temelat yang berada di Desa Ciptodadi Kecamatan Sukakarya Mura menyebabkan banjir, dengan ketinggian air sekitar 1,8 meter sehingga kendaraan tidak dapat melintas," pungkasnya.
Tingginya curah hujan serta cuaca ekstrem juga menyebabkan banjir di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Berdasarkan data BPBD Muba, hingga Rabu (10/1) pukul 16.00 WIB, sebanyak 5 kecamatan terendam banjir.
Wilayah kecamatan yang terendam banjir tersebut yakni Kecamatan Sanga Desa, dimana banjir mulai melanda di Desa Ulak Embacang, mencapai 1,5 meter dari permukaan tanah dimana rata-rata di sana rumah panggung. Terdampak banjir 150 kepala keluarga, sekolah terdampak SMP Harapan, SD Negeri 1 dan SDN 2, warga tidak bisa melakukan aktivitas menyadap karet.
Kemudian di Desa Trans Air Balui SP1 dan SP2 tinggi permukaan air mencapai 60 cm.
Kemudian pada Kecamatan Lais, banjir terjadi di Dusun 3 Desa Petaling, selanjutnya Kecamatan Plakat Tinggi terjadi di Desa Bukit Indah, ketinggian air mencapai 1 meter dari badan jalan. Selanjutnya di Kecamatan Sungai Keruh, banjir melanda di Desa Kertajaya, kondisi air awalnya sudah surut tapi oleh karena hujan kembali terjadi banjir, ketinggian air mencapai 1 meter di atas jalan perlintasan yang di lewati.
Banjir juga terjadi di Desa Rantau Sialang melanda dusun 3 rumah masyarakat sekitar 35 kepala keluarga (KK), dan air sudah sudah menyeberangi jalan provinsi menuju Desa Gajah Mati. Kemudian terjadi di Desa Sindang Marga melanda di Dusun 4, lalu di Desa Tebing bulang melanda di Dusun 1 dan Dusun 9.
Terakhir di Kecamatan Jirak Jaya, di Desa Jembatan Gantung, melanda di dusun 2, 3, dan 4 saat ini kondisi air sudah mulai surut. Ketinggian air banjir di beberapa kecamatan tersebut bervariasi, mulai dari 10 hingga 50 sentimeter. Banjir telah menyebabkan ratusan rumah warga terendam, serta akses jalan dan jembatan terputus.
Kepala BPBD Muba, H Pathi Riduan ATD SE MM, mengatakan, banjir terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi sejak Selasa (9/1). "Ini mengakibatkan beberapa sungai di Muba meluap. Kami sudah melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya terendam banjir, kita juga sudah menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang terdampak," katanya.
Pathi mengimbau kepada masyarakat Muba untuk selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di luar rumah jika hujan deras disertai angin kencang terjadi. "Masyarakat juga diminta untuk selalu memperhatikan informasi cuaca dari BMKG," katanya
Sebelumnya, Pj Bupati Muba Apriyadi saat meninjau lokasi banjir di Desa Kertajaya Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Muba mengingatkan warga agar menjaga anak-anak dan keluarga saat berada di lokasi banjir.
"Musim banjir sekarang, sangat rentan anak-anak terkena penyakit dan juga kondisi lingkungan yang banjir bisa membahayakan anak-anak, apalagi yang belum bisa berenang. Untuk itu, selalu jaga anak-anak dan keluarga," imbaunya.