Sekali Produksi 20 kg Bahan Baku, Redakan Konsumen Biduran

paPROMOSI : Irma menunjukkan produk minuman herbal yang ia jual dalam kemasan 100-450 gram seharga mulai Rp20 ribu.-Foto: Ist-

Melihat Lebih Dekat Usaha Minuman Herbal Dalam Kemasan, Irma Susanti 

SUMATERAEKSPRES.ID - Irma Susanti merupakan sosok ibu rumah tangga yang dapat menjadi inspirasi bagi kaum wanita, khususnya ibu-ibu. Memanfaatkan hasil rempah yang kaya di Sumsel, Irma meraciknya menjadi minuman herbal yang bernilai ekonomis. Ia juga memberdayakan masyarakat, seperti apa?  

Agustina Saridewi – PALEMBANG

WALAUPUN hanya sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari di rumah, tak menyurutkan langkah Irma untuk berinovasi. Owner ALNia Home Industries justru menciptakan produk kreatif, salah satu produk usahanya minuman herbal Rhizome by MaMi Herbs. "Usaha ini saya rintis sejak bulan Juni 2022 lalu," ungkapnya, kemarin. 

Lewat usahanya, ia pun memberdayakan masyarakat sekitar dimana bahan baku pembuatan minuman herbal ini diambil dari warga sekitar dan yang ada di halaman rumah, seperti kunyit dan temu putih. "Sedangkan untuk bahan baku jahe kebetulan belum ada warga yang menanam, jadi saya membelinya ke Pasar Jakabaring atau agen jahe," ujarnya. 

Dikatakan, pengolahan minuman herbalnya terbilang masih menggunakan cara alami yang dikerjakan sendiri dan dibantu oleh satu karyawan. Adapun prosesnya, pertama-tama bahan baku yang dibeli seperti jahe dan kunyit dicuci bersih, kemudian dikupas, lalu digiling tanpa tambahan air. Setelah itu diperas, diambil sarinya saja tanpa endapan putih. 

BACA JUGA:5 Minuman yang Disarankan Untuk Mencegah Si Pencuri Tulang

BACA JUGA:Pengaruh Minuman Alkohol, Bikin Perilaku Agresif Oppa Korea Bunuh Petugas Rudenim,

"Kemudian dimasak ditambahkan rempah rempah seperti cengkeh, kayu manis, dan sebagainya. Setelah itu ditambahkan gula putih, dimasak sampai kering dengan api kecil sambil diaduk-aduk," jelas Irma. Proses pengolahan 20 kg bahan baku menggunakan 2kg gula putih. Untuk mengeringkannya jika hanya mengandalkan kompor agak susah, sehingga  ia memanfaatkan dehydrator untuk mengeringkannya.

"Setelah kering dicampur gula semut dengan perbandingan tertentu, terakhir baru dikemas," terangnya lagi. Masing-masing varian minuman herbal kemasan ini, jumlah produksinya masih dalam skala rumah tangga (UMKM). "Satu kali proses produksi biasanya kami menggunakan 20 kg bahan baku," katanya. 

Untuk target pasar, minuman herbal dalam kemasan ini ditujukan untuk semua kalangan. "Kalau berbicara target pasar, sebetulnya kami ingin membidik semua kalangan. 

Karena semakin kesini kan trennya back to nature semakin berkembang pesat, namun untuk sampai ke sana butuh waktu. Jadi sementara waktu paling tidak target kita orang-orang yang sudah terbiasa minum minuman herbal dan jamu," imbuh perempuan kelahiran 6 Maret 1982 ini. 

Ia mencontohkan salah satu konsumennya yang meminum minuman Rhizome Island by MaMi Herbs itu menderita atau terkena biduran (kaligato). "Dulu kumatnya sebulan bisa  4-5 kali. Kalau lagi kambuh bisa disuntik, bisa dibayangkan sebulan berapa kali harus disuntik konsumen saya itu," ceritanya. 

BACA JUGA:Nikmatnya Sekoteng, Minuman Hangat Menyegarkan di Musim Hujan, Yuk Cobain!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan