Klaim Stok Aman, Harga Sembako Tetap Naik, Fluktuasi Berulang, Tak Pernah Ada Solusi
Klaim Stok Aman, Harga Sembako Tetap Naik, Fluktuasi Berulang, Tak Pernah Ada Solusi-Foto: sumeks co-
Yuni, pemilik toko Sumber Musi di Pasar Tradisional Modern Prabumulih menyebut penjualan sembako sekarang tidak seperti dulu. "Kami yang biasa jual karungan, terpaksa berubah pola jual kiloan," ujarnya. Stok sembako seperti beras, telur, minyak sayur, dan gula pasir masih aman, meski memang harganya mahal sekarang.
Di Pasar Inpres Martapura, OKU Timur, harga sembako masih mahal seperti gula curah Rp17 ribu per kg dan gula kemasan Rp18 ribu per kg, “Harga gula pasir naik dua bulan terakhir," kata Kartila, pedagang sembako. Termasuk harga beras masih tinggi, beras medium Rp14 ribu per kilogram, beras premium Rp15 ribu per kilogram. Sekarang harga telur pun ikut naik menjadi Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp25 ribu per kilogram.
Bawang merah dan putih ikut dijual mahal, tapi untuk cabai turun merata. “Pembeli sepi di sini walau jelang Nataru. Mungkin karena sekarang sudah banyak pasar lain juga, malam ada pasar, ada pula pedagang keliling,” bebernya.
BACA JUGA:Jelang Nataru, Pj Sekda Kota Palembang Sidak Pasar dan Gudang Sembako, Ini Fakta dan Penegasannya!
BACA JUGA:Tekan Inflasi, Subsidi Biaya Distribusi Sembako
Aryani, pedagang di Kota Lubuklinggau menyebut mayoritas produk yang dijual di pasar kota Lubuklinggau produk luar daerah. Seperti dari Curup Bengkulu dan grosir agen besar dari Palembang. "Jadi kalau daerah lain naik, sudah pasti harga sembako di kita ikut naik,” terangnya.
Saat ini hampir 80 persen produk yang ditransaksikan jelang momen Nataru tengah alami kenaikan harga. Mulai produk kebutuhan pokok seperti beras, gula dan minyak goreng hingga kebutuhan komoditi holtikultura seperti sayur sayuran. “Tergantung juga stok, semakin sedikit semakin tinggi harganya," timpalnya.
Dia tak menampik tren harga naik selain dari petani, produk sedikit di pasar lokal, juga momentum Nataru. "Hari raya, puasa Ramadhan, Natal, Tahun Baru, musim nikahan, bulan ruah rato rato hargo naik. Alasannyo permintaan pasar tinggi produknyo dikit, samo pedagang nak cari untung jugo," bebernya.
Padahal stok di tingkat pedagang masih terbilang aman, belum ada kendala dari wilayah produksi hingga ke lokasi distribusi. "Kalau petani melok nyari untung, hargo otomatis naik di pasaran. Itungannyo 40:60 persen, harga petani 40 persen hargo pasar 60 persen," ujarnya. Aryani mengaku pedagang hanya memperoleh keuntungan 10-15 persen dari 60 persen itu.
Ani, pedagang di Pasar Muara Enim mengaku harga sembako saat ini lebih terkendali dibanding tahun lalu. "Sebelumnya nyaris seluruh bahan pokok naik harganya, sekarang ada yang naik tapi juga ada yang stabil bahkan menurun," ujarnya. Untuk harga bahan pokok yang naik seperti gula pasir, terigu dan cabai justru turun, minyak goreng dan sagu normal, sementara telur sudah mahal Rp28 ribu per kilogram.
BACA JUGA:Klaim Stok Sembako Aman, Harga Melandai, Cukup Hingga Empat Bulan ke Depan
BACA JUGA:Beras Bulog Laris Manis di Prabumulih, Pedagang Sembako Lain Merana, Ternyata Ini Penyebabnya
Yeni Mariani, Pengawas Perdagangan Disperindag OKU mengklaim harga kebutuhan pangan saat ini masih relatif stabil. "Tergantung juga permintaan pasar dan stok. Jika permintaan naik dan stok terbatas biasanya harga bisa naik," ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Prabumulih, Suranti SIP mengaku pertengahan Desember tim gabungan sidak harga sembako di Pasar Tradisional Modern (PTM) Prabumulih mendatangi sejumlah agen dan distributor sembako. Hasilnya harga di pasaran cenderung normal dan stok sembako cukup. "Hanya saja untuk harga beras dan cabai masih tinggi," sebutnya.
Pj Wali Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa, mengungkapkan pihaknya akan berkerja sama dengan pihak terkait gelar operasi pasar. "Kami akan memberikan bantuan subsidi produk yang alami kenaikan harga. Nanti akan ada kupon subsidi sehingga warga bisa beli dengan harga terjangkau," timpalnya.