Heri Baru 3 Hari Jual Kebun Sawit Rp60 Juta, Diduga Jadi Incaran
TIBA DI RS BHAYANGKARA : Jenazah keempat korban pembunuhan di Desa Lumpatan 1, Kecamatan Sekayu, Muba, tiba di Kamar Jenazah RS Bhayangkara M Hasan Palembang, sekitar pukul 21.30 WIB, Rabu (20/12). FOTO: ADI/SUMEKS--
Minta Tangkap Para Pelaku, Dihukum Mati
Kakak kandung almarhum Heri, Muhammad Rusdi juga turut mengantar ke Kamar Jenazah RS Bhayangkara M Hasan Palembang, tadi malam.
“Sekitar pukul 14.00 wib, saya sedang berada di kebun. Dapatkan telepon dari Sekayu, kalau ada musibah dengan keluarga di Sekayu,” kenang Rusdi, yang tinggal di Kecamatan Betung, Banyuasin.
BACA JUGA:Polisi Pastikan Oppa Korea Bunuh Petugas Rudenim Imigrasi dengan Keji, Bukan Bunuh Diri
BACA JUGA:Pengaruh Minuman Alkohol, Bikin Perilaku Agresif Oppa Korea Bunuh Petugas Rudenim,
Rusdi berbegas pulang ke rumah. Berkemas, langsung berangkat ke Sekayu. Yang memberi kabar, tidak menjelaskan musibah dimaksud.
“Pada saat itu pikiran saya, ibu meninggal dunia. Karena memang sudah usianya sudah lanjut,” duga Rusdi.
Sampai di Desa Lumpatan 1, Rusdi terkejut bukan main. Sebab, ternyata terjadi pembunuhan. Ibunya, adiknya, juga dua keponakannya tewas. “Saya tidak menyangka sama sekali,” ucapnya sedih.
Padahal menurut Rusdi, adiknya yang satu ini (almarhum Heri), orang yang supel dan memiliki wawasan serta pergaulan luas. “Kesehariannya jualan keliling, dari satu dusun ke dusun lain,” terangnya.
BACA JUGA:Video Oknum Kades Tak Netral Makin Viral di Medsos, Netizen: Copot Jabatannya!
BACA JUGA: Lho-lho! Baru 2 Kali Sidang Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Cabut Gugatan Praperadilan, Ada Apa
Jika sedang tidak berujualan, adiknya itu baru berkebun sawit. Lokasinya tidak jauh dari pondoknnya tersebut, tempat ditemukannya tewas.
Rusdi pun menceritakan, sebulan lalu adiknya itu pernah bercerita mau menjual kebun milik ibu mereka. Karena butuh tambahan modal untuk berdagang.
"Saat itu saya bilang, kalau mau dijual, silahkan saja. Yang penting uangnya bisa dipakai untuk tambahan modal jualan atau untuk kebutuhan sehari-hari di rumah,” ujar Rusdi menasehati, kala itu.
Namun kemudian, Rusdi tidak mengetahui berapa kebun itu dijual dan kepada siapa. “Sebab itu memang hak ibu kami. Sehingga kami selaku anak, cuma bisa mengizinkan adik kami menjualnya. Lagipula ibu kami juga tinggal di rumahnya," terangnya.