Lahan Kedelai di Lahat Alami Pengurangan, Ini Penyebabnya

HAMPARAN LAHAN KEDELAI: Hamparan tanaman kedelai yang menghijau di kawasan Lahat. Kini jumlah lahan kedelai alami penurunan cukup signifikan. FOTO: AGUSTRIAWAN/SUMEKS--

LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID – Lahan kedelai hingga kini terus berkurang, adahal 10 tahun yang lalu ada sekitar 2.000 hektar lahan kedelai di Lahat.

Namun saat ini berkurang jauh. Tak sampai 50 hektare.  Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura, dan Peternakan Lahat, Ety Listina SP melalui Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Ahmad Firdaus SP mengatakan, sebelumnya ada sekitar 2.000 ha lahan kedelai yang diolah petani. Namun saat ini hanya sekitar 40-50 ha. 

Bahkan data terakhir pada 2022 hanya sekitar 15 ha.  Lahan ini tersebar di Merapi Timur, Merapi Selatan, Kikim Selatan, dan Kikim Timur.

‘’Dulu memang Lahat menjadi salah satu  sentra kedelai di Sumatera Selatan. Yakni di Merapi Area, Kikim Area, Pseksu, hingga Tanjung Sakti Pumi,’’ ujarnya.

BACA JUGA:Plaza Lematang Lahat: Dari Stigma Negatif, Kini Bersiap Transformasi Jadi Mall Pelayanan Publik!

BACA JUGA:PKK Desa Negeri Agung Lahat Menuju Sayuran Hijau Swasembada Dan Sehat

Mulai berkurangnya petani menanam kedelai disebabkan banyak faktor. Dari masalah lahan,  alih fungsi lahan hingga  degradasi lahan. Di Merapi area saat ini menjadi kawasam pertambangan menyebabkan lahan menjadi sempit dan kurang subur.

‘’Lalu di Kikim Area, alih fungsi lahan  menjadi  perkebunan sawit. Selain itu dari segi komoditinya, kedelai kalah bersaing karena harga yang fluktuatif. Ditambah biaya produksi dan penanganan lahan yang harus intens,’’ ujarnya.

Ditambah lagi, harga kedelai impor kadang lebih murah dibanding kedelai lokal. Ini menyebabkan konsumen lebih memilih kedelai impor.

‘’Dulu pola penanaman padi kedelai padi di lahan tadah hujan. Kalau saat ini pola berubah yang dulunya menanam kedelai menjadi padi jagung padi," sampainya.

BACA JUGA:6 Alasan Kacang Kedelai Harus Jadi Sahabat Kesehatanmu, Sayuran Kecil dengan Manfaat Besar untuk Tubuh

BACA JUGA:Menteri Pertanian Ajak Rakyat Bergerak untuk Mengubah Paradigma Ketergantungan Impor Kedelai

Saat ini, pihaknya sudah digalakkan untuk menanam kedelai. Karena memang kedelai lokal rasanya lebih enak bila dibanding kedelai impor.

Sunarto, salah satu petani Kikim Timur  mengaku, sebelumnya, ditempatnya banyak yang menanam kedelai. Namun saat ini karena berkebun sawit lebih menjanjikan maka kedelai sudah tidak ditanam lagi.  "Kalau dulu memang banyak dek yang nanam kedelai. Kalau sekarang tanam sawit dek," sampainya.(gti)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan