Tekan Inflasi, Pemkot Lubuklinggau Kembali Gelar Pasar Murah, Petani Sulit Lepas dari Jerat Tengkulak

TEKAN INFLASI: Guna menekan Inflasi, Pemkot Lubuklinggau menggandeng Bank Indonesia menggelar Operasi Pasar Murah (kiri). Terpisah, Pemkab Banyuasin juga menggelar Pasar Murah bagi warga Suak Tapeh. -foto : zulkarinain/sumeks-

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintah Kota (Pemkot)  Lubuklinggau menggandeng Bank Indonesia (BI) dan Bulog menggelar Operasi Pasar Murah guna tekan inflansi harga yang kini tengah terjadi.

Usai menggelar Operasi Pasar Murah di delapan wilayah kecamatan, kali ini Pemkot Lubuklinggau kembali gelar Operasi Pasar Murah di Taman Makam Pahlawan Bukit Sulap.

Pj Wali Kota Lubuklinggau H Trisko Defriyansa, Senin (4/12), sekitar pukul 09.00 WIB, kembali memggelar Operasi Pasar Murah bagi masyarakat Kota Lubuklinggau. 

Kegiatan ini  dalam rangka pengendalian inflasi daerah menyambut Natal dan Tahun Baru  dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan Patria Bukit Sulap, Kecamatan Barat II, Kota Lubuklinggau. 

Pj Wali Kota Lubuklinggau Trisko Defriyansa didampingi Ibu Pj Ketua TP PKK Henita Andriani Trisko bersama Kapolres, Kasdim dan OPD Lubuklinggau. Kegiatan pasar murah itu sendiri dilakukan selama empat hari berturut turut di delapan wilayah kecamatan.

"Alhamdulillah untuk inflasi Kota Lubuklinggau ini relatif terkendali. memang secara kebijakan nasional untuk kabupaten kota itu standarnya 1,15 sampai dengan 3,5 persen. untuk Kota Lubuklinggau berada pada posisi di angka 2,53 persen," ungkapnya.

Jika dibandingkan dengan 24 kota di wilayah Sumatera, Kota Lubuklinggau  masih dalam kondisi yang baik. “Karena yang tertinggi ini besar inflasinya 5,43% yang terendah 1,65%," ujarnya.

Trisko juga mengungkapkan, posisi inflansi di Kota Lubuklinggau termasuk di tarap tengah sebesar 2,53 persen. Namun kondisi itu sudah sesuai arahan Presiden RI dan Menteri Dalam Negeri yang meminta terus waspada terhadap gejolak harga ketika menghadapi Natal dan Tahun Baru.

Sebelumnya, minggu lalu lalu Operasi Pasar Nataru putaran pertama di Kota Lubuklinggau sudah dilaksanakan di delapan kecamatan.

"Kami evaluasi kembali terkait dengan komoditi apa yang memang berkontribusi pada tataran inflasi dan deflasi. Untuk inflansi masih disumbang beras dan bawang," timpalnya.

Operasional pengadaan kegiatan pasar murah ini dibantu oleh pihak Bank Indonesia. Melalui Bulog setiap operasi pasar, minimal mampu menyalurkan 80 ton bahkan bisa sampai 100 ton yang digelontorkan ke tengah masyarakat. Untuk harga beras yang disalurkan dengan kisaran harga Rp10.500/kg. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pasar Kota Lubuklinggau, Medolin Sapta Windu menegaskan, Operasi Pasar Murah dilakukan untuk mengantisipasi adanya permainan harga yang dilakukan oleh sejumlah pihak. Menurutnya, modus yang paling umum dilakukan oknum seperti menahan pasokan produk ke tingkat pedagang sehingga membuat harga menjadi meningkat.

"Jadi kita antisipasi dengan program pasar murah. Supaya bisa menekan inflasi harga produk. Untuk harga yang alami kenaikan seperti beras dan cabai  dan lainnya," tutupnya.

Yusri, salah satu petani komoditi holtikultura, yang sempat dibincangi mengungkapkan, jika permainan harga memang sering terjadi saat musim panen raya, maupun momen- momen tertentu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan