BACA JUGA:Kapolda Sumsel Dialog Terbuka Penanganan Karhutla dengan Mahasiswa di Depan Mapolda

"Manajemen lalu lintas yang tidak baik dapat berdampak pada pelanggaran, kemacetan, dan kecelakaan lalu lintas."

"Oleh karena itu, keselamatan berlalu lintas menjadi fokus utama penanganan di dalam Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009 dan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2013," ujarnya.

Irene menjelaskan tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan, yang mencakup lima pilar, antara lain Manajemen Keselamatan Jalan (oleh Bappenas), Jalan yang Berkeselamatan (oleh Kementerian PUPR), Kendaraan yang Berkeselamatan (oleh Kementerian Perhubungan), Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan (oleh Polri), dan Penanganan Pra dan Pasca Kecelakaan (oleh Kementerian Kesehatan).

"Kelima pilar ini merupakan bagian dari rencana keselamatan untuk mengatasi persoalan lalu lintas. Penting bagi semua pihak untuk mematuhi regulasi ini guna menciptakan lingkungan lalu lintas yang lebih aman," pungkasnya.

Irene juga menyoroti dua masalah serius, yakni Overload (ODOL) dan Overdimension, yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Overload terjadi ketika kendaraan mengangkut muatan melebihi batas beban yang ditetapkan, sementara Overdimension terkait dengan dimensi kendaraan yang tidak sesuai dengan standar produksi pabrik.

"Dampak dari Overload/Overdimension berpotensi besar pada tingkat kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, penting bagi pengemudi truk untuk mematuhi aturan beban dan dimensi guna menghindari insiden fatal yang dapat disebabkan oleh underspeed, pecah ban, atau rem blong," tambah Irene.

Irene menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap aturan lalu lintas, khususnya terkait beban dan dimensi kendaraan, akan secara signifikan meningkatkan keselamatan berlalu lintas.

Hal ini, menurutnya, harus menjadi perhatian bersama agar jalan raya menjadi