Ketika LRT Jadi Oase Bagi Masyarakat: Nyaman, Aman dan Bebas Macet

NYAMAN-Suasana LRT cukup padat dan menjadi pilihan masyarakat untuk beraktifitas. Nyaman, aman dan bebas macet jadi alasan masyarakat menggunakan LRT, (kanan) M. Nabiil Farros menggunakan tranportasi LRT menuju UMP.- Foto : Ardila/Sumateraekspres.id-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Bagi M. Nabiil Farros, mahasiswa hukum Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), kehadiran Light Rail Transit (LRT) seperti oase yang menyejukkan. Pasalnya, transportasi massal ini mampu mengantarkan dirinya ke kampus dan berhemat uang harian dari orang tua. 

Tampak, Farros mengenakan kemeja putih dengan celana jeans sedang menunggu ojek online (ojol) di depan rumahnya yang berada di Jl. HBR Motik Km 7,5. Ia hendak berangkat ke UMP yang berada di Plaju, Jl Ahmad Yani.

Tarif ojol Rp10 ribu. Setelah itu, ia naik LRT menuju ke Stasiun LRT Polrestabes Palembang dengan tarif Rp5 ribu. Kemudian turun, lalu naik angkot merah jurusan Plaju Rp5 ribu untuk sampai ke kampus.

"Tapi kalau jam kuliah siang, saya lebih pilih jalan kaki ke kampus," papar remaja lulusan SMA Negeri 1 Lubuklinggau.

Pulangnya, kata dia, ia naik angkot ke Stasiun LRT Polrestabes dan berhenti di Stasiun LRT Punti Kayu Km 7.

Setelahnya naik feeder dan berhenti di depan JM Sukarami. "Dari JM Sukarami ke rumah sekitar 2 km. Saya pilih jalan kaki karena santai tidak ada yang dikejar, ya sekaligus berhemat," ulas dia. 

BACA JUGA:Penumpang LRT Lampaui Target, Tahun Ini, Sudah Lebih 3 Juta Orang

Dikatakan pria kelahiran Lubuklinggau, 28 November 2004 lalu ini, kehadiran LRT dan feeder ini sangat membantu dirinya yang kuliah dan merantau di Palembang.

Mengingat, jatah uang diberikan orang tua hanya Rp50 ribu per hari dengan total ongkos Rp30-40 ribu dan sisa Rp10-20 ribu untuk makan, kalau memungkinkan ditabung.

"Uang Rp50 ribu paling besar itu ongkos kuliah, makanya saya harus hemat dengan memilih transportasi massal yang tepat yakni LRT," kata dia.

Tidak hanya itu, kata Farros, selain terjangkau, LRT juga lebih cepat. Lantaran saat ini transportasi umum untuk ke Plaju tidak ada lagi yang langsung (JM. Sukarami - Plaju).

Seperti TemanBus ataupun angkot harus naik berkali-kali. "Bayangkan kalau naik angkutan umum ini lama nunggu dan macet," papar dia.

Memang, kata anak kedua dari tiga bersaudara, ada pilihan transportasi lain yakni ojol namun harganya bikin kantong jebol yakni Rp30-35 ribu sekali jalan.

"Kalau mau naik ojol, rasanya tidak mungkin ataupun angkutan umum lain karena uang tidak cukup. Ya, LRT dan feeder-nya paling tepat. Paling penting, LRT sangat nyaman, aman, bersih, dan tepat waktu. Bagi saya tidak ada pilihan transportasi terbaik selain LRT," tegasnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan