Anak Tomboy, Anak Kemayu, Ini Cara Mengatasinya
BOLA: Bermain sepak bola merupakan salah satu permainan anak laki laki--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Mempunyai anak baik laki-laki maupun perempuan tentu merupakan anugerah luar biasa dalam keluarga. Tetapi bagaimana jika punya anak laki-laki tapi kemayu atau punya anak perempuan tapi berpenampilan tomboi?
BACA JUGA:Anugerah Pesona Desa Wisata Sumsel 2023 Sukses
Perhatian khusus harus diberikan Nadariana pada anak laki-lakinya. Pasalnya sang anak bertingkah seperti perempuan. "Dari segi fisik memang anak saya tak segagah anak lelaki pada umumnya. Pola inilah yang ingin kami ubah agar anak kami ini lebih gagah," kata ibu dua anak ini.
Sang anak, lanjutnya, lebih suka bermain bersama anak perempuan seusianya ketimbang anak laki-laki. Saat ini sang anak baru menginjak usia 10 tahun. ‘’Tak hanya itu, anak saya sangat takut dengan berbagai hewan peliharaan,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Cegah Mata Minus Pada Anak, Orang Tua Harus Tegas dengan 10 Kiat ini
Dikatakan, sang anak pun takut sama ayam. ‘’Kami sudah melakukan konsultasi dengan ahlinya. Kami juga melakukan terapi kepribadian dengan mengajak anak berkonsultasi dengan orang-orang yang ahli di bidangnya," tukasnya.
Sementara itu, Dr. Anrilia Ema MN SPsi MEd, psikolog Magna Penta Consulting, Rumah Sakit (RS) Hermina dan RSUD Siti Fatimah mengatakan, orang tua harus memahami dulu bagaimana hal ini bisa terjadi.
BACA JUGA:Orangtua Kreatif Beri Nama Unik untuk Anak: Mengungkap Makna di Balik ‘Indonesia Tanah Air’
BACA JUGA:Bukti Bakti pada Orangtua
‘’Menjadi laki-laki atau perempuan memengaruhi bagaimana penampilan anak, bagaimana anak menggerakkan tubuh, bekerja, bermain dan berpakaian (berdandan, red). Hal ini juga memengaruhi persepsi anak terhadap dirinya dan apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya,’’ katanya.
Semua karakteristik menjadi laki-laki atau perempuan disebut gender. Menjadi laki-laki dan perempuan membawa kecenderungan berbeda. Anak laki lebih agresif dalam tindakan dan kata-kata daripada anak perempuan sejak usia prasekolah.
‘’Beberapa penelitian menyebutkan anak perempuan lebih empatik, kooperatif pada orang tua dan cenderung mencari persetujuan dari orang dewasa," jelasnya. Sementara, pembentukan kepribadian seorang anak laki atau perempuan sangat dipengaruhi cara orang tua memperlakukan anak, pengaruh teman dan budaya.
"Anak cenderung meniru orang yang dijadikan sebagai model. Di masa kanak-kanak anak meniru orang tua yang sama jenis kelaminnya. Mereka meniru tingkah laku orang tua atau orang dewasa lain terutama tingkah laku yang mendapat respons positif,’’ ujarnya.
Anak tomboi atau kemayu adalah istilah masyarakat awam. Kadangkala, istilah ini digunakan secara tidak tepat juga, misalnya ketika anak laki-laki bermain masak-masakan (dianggap kemayu) atau saat anak perempuan bermain pedang-pedangan (dianggap tomboy).
‘’Padahal, pola-pola permainan anak tentu tidak terbatas pada permainan sesuai stereotip gendernya saja. Pada tahap awal perkembangan anak, yang penting adalah menyediakan beragam pengalaman bagi anak-anak sesuai tahapan usianya,"sambungnya lagi.
BACA JUGA:Bangkitkan Permainan Tradisional
BACA JUGA:Permainan Rakyat Hingga Lagu Gemar Ikan
Di bidang karier, saat ini beberapa bidang yang tadinya dianggap milik gender tertentu ternyata sudah umum dimasuki baik laki-laki maupun perempuan. Misalnya, sekarang juru masak banyak yang laki-laki dan ada juga para ilmuwan tambang yang perempuan.
‘’Perilaku lanjutan yang mengarah pada orientasi seksual tertentu dapat mulai diperhatikan pada masa remaja. Saat ini, remaja umumnya sudah mengembangkan ketertarikan kepada lawan jenis," katanya lagi.
Cek bagaimana perkembangan anak ketika mulai memasuki usia remaja. "Terkait hal ini. Saat ada perilaku atau hal-hal yang dianggap mengkhawatirkan, tentu bisa dibawa berkonsultasi pada profesional kesehatan mental, misalnya psikolog," tukasnya. (nni/)