*Dorong Pemilu Sistem Proporsional Tertutup

PALEMBNAG - Angka 3 memiliki historis tersendiri bagi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Dimulai pada masa Orde Baru, PDI Perjuangan kala itu bernama PDI. Sudah dikenal luas masyarakat Indonesia dengan angka 3-nya.

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumsel, HM Giri Ramanda N Kiemas SE MM, menjelaskan, makna dari angka 3 adalah makna perjuangan. Dimulai pada 1973 silam, saat PDI terbentuk. "Kita menggunakan nomor 3 beberapa puluh tahun. Pada 2019, kembali mendapatkan nomor 3 dan Pemilu 2024 mendatang kita juga mendapatkan nomor urut 3 kembali," kata dia.

Jadi nomor 3, menurut Giri, merupakan hal yang sudah biasa bagi PDI Perjuangan. Apalagi masyarakat Indonesia, terutama kader dan simpatisan sudah mengenal PDI Perjuangan dengan nomor urut 3 tersebut. "Untuk salam pun sering digunakan salam tiga jari atau salam metal," ungkapnya.

Kembali dapat nomor urut 3 pada Pemilu 2024 tentu saja menjadi berkah bagi PDI Perjuangan. Berperan dalam dunia politik, PDI Perjuangan ikut membangun bangsa.  Kata Giri, PDI Perjuangan mendorong agar pemilu digelar dengan sistem proporsional tertutup.

Hal itu salah satu keputusan dalam Kongres PDI Perjuangan 2019 di Bali. "Tapi kan Ini semua tergantung proses di Mahkamah Konstitusi (MK) yang sedang bergulir saat ini. Kalau pun nanti sudah selesai, kita lihat apakah ada perubahan UU atau tidak. Mungkin baru berlaku pada pemilu berikutnya," jelasnya.

Tentunya ada banyak alasan Kongres PDI  Perjuangan memutuskan partai berlambang banteng moncong putih ini mendorong terjadinya sistem pemilu professional tertutup. "Ketika menerapkan sistem itu, yang kampanye bukan individu-individu, tapi partai," beber Giri.

Dia menambahkan, dalam UU Partai Politik, yang mempunyai peran harusnya parpol. Yang melakukan kampanye caleg-caleg adalah kewajiban parpol. Mulai dari seleksi dan rekrutmen, menyiapkan caleg-caleg yang kompeten hingga mampu mendongkrak suara partai di parlemen ketika mereka terpilih. (iol)