Buang Tinja di Lahan Basah? Apa Ga Bahaya?
Buang Tinja di Lahan Basah? Apa ga bahaya?--
Penulis : Andini Z, Anggun W, Azzah W, Azzika A, Nur A.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir diare menjadi kasus penyakit menular tertinggi kedua yang menjangkit masyarakat di Sumatera Selatan.
Kasus diare di Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2021 sebesar 4.559 kasus. Kasus ini mengalami penurunan pada tahun 2021 ke 2022 sebesar 8.645 kasus. Meskipun mengalami penurunan pada tahun berikutnya, angka tersebut masih terbilang tinggi untuk kasus diare di Provinsi Sumatera Selatan (BPS Sumsel).
Angka kasus diare yang tinggi ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya ialah pengelolaan tinja yang belum baik.
Wilayah pemukiman lahan basah memiliki tingkat pengelolaan sanitasi dan tinja yang buruk jika dibandingkan dengan wilayah perkotaan, hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi provinsi sumatra selatan.
Jika pengelolaan tinja di lahan basah belum terkelola dengan baik, maka akan mengakibatkan dampak negatif dalam jangka panjang seperti peningkatan kasus diare.
Dampak pembuangan tinja dan kotoran sembarangan di lahan basah, sebagai berikut.
Sumber air tercemar
Menyebabkan penyakit yang ditularkan oleh makanan
Menyebabkan penyakit yang ditularkan oleh hewan pembawa penyakit (vector)
Mencemari tanah permukaan
Merusak ekosistem lahan basah
Merusak estetika lingkungan
Penurunan kualitas kesehatan masyarakat