https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Cegah OPT, Manfaatkan Bahan dari Alam, Begini Caranya

PGPR: Pengaplikasian pestisida alami di Kabupaten Ogan Ilir.--

INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID –  Pemanfaatan plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) merupakan salah satu pencegahan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pencegahan ini haruslah ramah lingkungan. Salah satunya dengan teknologi penerapan pengelolaan hama terpadu (PHT).

Karena penggunaan pestisida dampaknya akan berpengaruh terhadap alam. Kondisi inilah menuntut petani mengembangkan teknologi pengendalian. Salah satunya membuat pupuk cair PGPR.

BACA JUGA:Kandungan dan Manfaat Melinjo yang Jarang Diketahui, Bisa Jadi Bahan Pengawet Alami Lho

PGPR merupakan kelompok bakteri menguntungkan yang mengkolonisasi rizosfir (lapisan tanah tipis antara 1-2 mm di sekitar zona perakaran). Pengaruh PGPR secara langsung menyediakan dan memobilisasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah.

Bagaimana cara membuat PGPR? Caranya tak sulit. Karena bahan yang digunakan diambil dari alam.
1.    Campurkan 20 liter air, 1/2 kg dedak bekatul, terasi, 1 sendok makan air kapur sirih direbus hingga mendidih kemudian didinginkan.

BACA JUGA:Selebrasi Literasi, Gerakan Budayakan Literasi sebagai Gaya Hidup Masyarakat.

2.    Setelah dingin kemudian dicampur dengan 1 liter biang PGPR.
3.    Lalu, ditutup rapat dan diidiamkan satu hingga dua minggu.

4.    Selain PGPR akar bambu, biang PGPR juga dapat diperoleh dari air kelapa segar yang ditambah gula merah atau tetes tebu yang kemudian difermentasi selama seminggu. Proses akan terus berjalan.

Untuk PGPR akar bambu dan PGPR kelapa yang telah jadi dapat diaplikasikan ke tanah sekitar tanaman. Perbandingan 200 cc PGPR untuk 14 liter air.  Aplikasi PGPR untuk tanaman cabai dapat dibuat dengan konsentrasi 5 ml per liter air.

BACA JUGA:Inilah 5 Aplikasi Pinjol Resmi yang Bisa Bantu Biaya Kuliah, Terdaftar OJK dan Dijamin Aman!

Aplikasi dengan cara menyiramkan atau menyemprotkan bagian perakaran dengan volume sebanyak 400-600 ml larutan untuk masing-masing tanaman. Aplikasi dianjurkan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB atau pada sore hari setelah pukul 15.00 WIB.  

Pupuk cair PGPR berperan dalam sintesis dan pengontrolan konsentrasi berbagai hormon pemacu pertumbuhan tanaman.   Selain itu, melindungi tanaman dengan cara menghambat aktivitas pathogen.

Tak hanya itu, PGPR juga dapat memperbaiki struktur tanah serta mengikat logam berat yang terdapat di dalam tanah.  Aplikasi PGPR secara teratur pada tanaman  dapat mengurangi intensitas serangan hama penggerek.

PGPR juga efektif terhadap nematoda dan patogen tular tanah (bakteri dan virus).  Hal pertama yang perlu dilakukan menyiapkan biang PGPR yang dibuat dari akar bambu atau akar putri malu yakni 250 gram dan direndam dalam 1 liter air selama tiga malam. (dik/)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan