https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Antrean Solar Meluber Makan Badan Jalan, Satu Jalur Pengisian, Pembelian Dibatasi

Kendala Pembelian Solar Subsidi: Antrean Panjang di SPBU Air Paoh dan SPBU BIL,Aturan BPH Migas: Batasan Pembelian Solar Subsidi dan Antrean Kendaraan,Kesulitan Pengemudi Truk: Antrean dan Keterbatasan Stok Solar Subsidi-foto : kris/sumeks-

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Antrean BBM subsidi jenis solar kembali terjadi pada sejumlah daerah di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Para pemilik/sopir kendaraan berbahan bakar ini pun mengeluhkan kondisi ini.

Di wilayah OKU, antrean panjang kendaraan yang akan melakukan pembelian BBM subsidi jenis solar terlihat di SPBU Air Paoh. Karena menjual solar subsidi, SPBU yang berlokasi di tepi jalan lintas itu memang jadi sasaran kendaraan berbahan bakar solar.

Panjang antrean sampai ke badan jalan. "Tambah susah mau beli solar," keluh Rudi, sopir angkutan barang, kemarin (13/11).  Namun demi mendapatkan solar untuk mobil yang ia sopiri, mau tidak mau Rudi harus ikut antre. “Kalau pakai solar non subsidi, biaya operasional bengkak,” ucapnya. 

Barisan antrean kendaraan yang akan membeli solar ini terlihat dua cabang, sampai ke jalan raya. Ada yang mengantre panjang dari arah simpang Jl dr Moh Hatta sampai Akper Almaarif Baturaja sepanjang kurang lebih 500 meter. Ada juga yang mengarah jalan lintas ke Kemelak.  

Antrean juga biasanya terjadi pada kendaraan yang akan membeli solar di SPBU BIL. Pengawas di SPBU BIL, Leo Saputra mengatakan, mereka menjual BBM subsidi sesuai dengan yang dikirim dari Pertamina. 

Sedangkan untuk BBM seperti solar subdisi dijual kepada kendaraan dengan sistem jatah. "Kendaraan dibatasi untuk membeli solar (subsidi) sesuai dengan aturan dari BPH Migas," ujarnya.

Untuk mobil pribadi dibatasi 60 liter per hari. Sedangkan angkutan umum orang atau barang roda 4 dibatasi maksimal 80 liter per hari. Untuk angkutan umum orang atau barang roda 6 atau lebih maksimal pembelian 200 liter per hari. 

Pengelola SPBU Celikah di Kabupaten OKI, Saudy Alvian mengatakan, mengularnya antrean di SPBU Celikah dan SPBU Kota Kayuagung karena konsumen yang gunakan bahan bakar subsidi sangat ramai.

“Untuk membeli BBM subsidi, semua konsumen wajib menggunakan barcode,” ujarnya. Herman, sopir truk mengaku kadang kesal dengan panjangnya antrean mobil hendak mengisi solar di SPBU Celikah.

“Semua lari ke sini karena di SPBU lain banyak kosong stok. Ya, tidak apa-apalah menunggu, daripada tidak dapat solar,” ucapnya.  Antrean kendaraan, khususnya truk-truk besar juga terpantau pada beberapa SPBU di Indralaya, Ogan Ilir. Pada jalur antrean solar subsidi, truk berjejer hingga ke luar halaman SPBU. Seperti di areal SPBU 24.306.26, Km 36, Indralaya.  

Seorang sopir truk, Diryo mengatakan, antrean terjadi karena sulitnya mencari pasokan solar. "Kami sudah keliling, tapi banyak solar kosong di SPBU lain. Jadi semua kumpul, antre panjang di SPBU ini," tuturnya.

Kalaupun akhirnya tidak kebagian, banyak yang rela menunggu siang malam sampai pasokan solar subsidi datang. Seorang petugas SPBU di Ogan Ilir, Rian mengatakan, antrean kendaraan terjadi lantaran mesin pompa yang melayani hanya satu. 

"Satu mesin yang berisi BBM solar ini hanya satu selang, makanya kendaraan antrean panjang," jelasnya. Kondisi yang sama terpantau di jalur pengisian Bio Solar pada SPBU Talang Banyu, Empat Lawang.

Di Empat Lawang hanya satu SPBU yang masih menjual solar subsidi. Sehingga antrean truk menjadi pemandangan biasa sehari-hari. “Mudah mendeteksinya. Kalau mobil truk antre panjang, tandanya ada solar,” kata Ujang, salah seorang sopir truk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan