Mondok Sambil Kuliah, Rutin Hafalan Hadits sebelum Tidur
JUARA : M Ihsan Taufik (tengah) bersama Ustaz Agus Jaya (kanan) setibanya di VIP Bandara SMB II.-Foto : ist-
"Karena kalau tidak faham makna, ya percuma rasanya. Kalau saya, pokoknya dalam sehari selalu menyisihkan waktu minimal 1-2 jam untuk menghafal hadits," sebutnya yang bertempat tinggal di Perumnas Sako, Palembang.
Terkadang, waktunya menghafal adalah tiap selesai salat atau sebelum tidur. “Kalau menghafal sebelum tidur, ketika bangun hafalannya akan lebih lengket di ingatan. Apalagi kalau diulang ketika usia salat Subuh," tutur anak dari pasangan Harun dan Asaniati ini.
Soal mondok, diakuinya hal itu merupakan keputusan pribadinya dan didukung oleh orangtua. "Ketika dulu pas SMA sempat mondok dan ada sedikit hafalan. Takutnya kalau misalnya kuliah di luar, tidak terjaga hafalan ini. Jadi ada inisiatif, lepas SMA cari ponpes. Dari Ittifaqiah dapat rekomendasi mondok ke Pena Kita," jelasnya.
Hal ini dipilih Ihsan, karena fleksibilitas waktu yang fokus untuk menghafal Alquran di luar waktu kuliah reguler. Mulai dari Subuh berjemaah, setelah itu mulai menghafal. Berlanjut pukul 08.00-10.00 WIB, santri diberi waktu menghafal sendiri.
Usai Zuhur kembali menghafal mandiri. Setelah Asar baru setor hafalan. “Biasanya target menghafal sekitar 1 halaman Alquran,” bebernya.
Kalau ada waktu kuliah, dari pondok memberikan dispensasi waktu. “Misal ada kuliah dari pagi sampai sore, saya bisa izin. Kalau saya di IAIQI, kuliahnya biasanya seminggu pertemuan, seminggu daring," ungkapnya.
Ke depan, Ihsan berharap bisa tetap diberi kesempatan untuk mengikuti perlombaan kategori lainnya. Bahkan, dari Ponpes Pena Kita sudah menawarkan untuk melanjutkan S2 di IAIQI. (dik)