https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Deteksi Benda Sejauh 3 meter, Kurang dari 50 Sentimeter Bersuara ‘Stop’

INOVASI :Kepala Dinsos Sumsel Mirwansyah melihat dari dekan Rompi Sensor Benda, Inovasi UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Sensorik.--

Untuk membuatnya diperlukan juga ada baterai, modul baterai dan cash converter. Lalu, speaker,  box (casing), kabel, soket kabel, solder dan multitester. "Untuk pendukung hardware dan software berupa laptop, software Arduino Ide, software Prusa, software Sketch Up, dan sotware video maker," beber Deddy. 

Cara kerja alat ini, dua sensor UT (Ultra Tranducer) di bagian depan rompi untuk mengukur jarak benda  atau objek. Sedangkan dua sensor di belakang rompi untuk mengukur jarak objek di belakang pengguna. 

Teknisnya, sensor depan akan mengukur jarak benda di depan pengguna dengan mengkonversikan ‘meter’ ke ‘langkah’. “Misalnya, ada objek/benda yang berjarak 250 meter di depan pengguna, maka akan dikonversikan dalam bentuk suara yang dapat didengar pengguna rompi menjadi ‘5 langkah di depan ada objek’,” bebernya. 

Secara berturut-turut, untuk jarak 200 meter dikonversikan ke suara  menjadi 4 langkah di depan. Jarak 150 meter  jadi 3 langkah, jarak 100 meter jadi 2 langkah, dan jarak 50 meter jadi 1 langkah di depan.

Kalau ada benda pada jarak 0-50 meter, maka sensor akan mengeluarkan suara ‘Berhenti, ada objek di depan’ disertai suara buzzer  ‘beep’. Sedangkan untuk sensor di belakang rompi akan membaca objek di belakang pada jarak 3-2 meter.  “Apabila di belakang ada orang atau kendaraan pada jarak 2-3 meter, maka layar display akan menyala dan menampilkan pesan ‘STOP’ dan ‘HATI2’ sehingga bisa dibaca orang di belakang pengguna," beber Deddy. 

Kemudian, jika ada objek/benda pada jarak 150-100 sentimeter, layar display akan hidup dan menampilkan pesan ‘STOP’ dan buzzer akan berbunyi ‘beep’  sebagai peringatan untuk pemakai rompi. 

Jika baterainya habis, maka cukup di-charge pakai charger Hp. “Bisa menggunakan power bank. Baterai bisa diganti jika soak atau rusak. Peralatan sensor dan kontroler mudah didapatkan di toko online. Jika rusak bisa diprogram ulang," tuturnya.

Deddy menambahkan, alat ini masih akan terus dikembangkan  agar lebih sempurna. Salah satunya, alat ini belum tahan air.  Kelebihannya, dengan berbentuk rompi, alat ini bisa dibawa ke mana-mana. “Kalau rompinya mau dicuci, alatnya tinggal dilepas saja,” tambahnya.

Selain itu, alat ini juga akan segera dipatenkan sehingga harapan ke depan bisa membantu para penyandang tunanetra. “Tidak hanya untuk siswa di sini, tapi seluruh tunanetra yang ada di Indonesia," tukasnya.

Kepala Dinsos Sumsel Mirwansyah SKM MKM sangat mengapresiasi inovasi yang dibuat jajaran UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Sensorik. "Rompi Sensor Benda untuk penyandang tunanetra ini inovasi yang membanggakan kita," ujarnya saat mengunjungi panti sosial itu, kemarin.

Harapannya, inovasi ini bisa makin sempurna dan dibuat dalam jumlah banyak. “Ini akan sangat membantu para penyandang disabilitas tunanetra dalam beraktivitas. Setidaknya, mereka jadi ada alat yang membantu dalam menjaga keselamatan diri," tandasnya. (nni/)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan