Sriwijaya FC Melawan! Berharap Poin Tak Berkurang

TERBAIK : Tim Sriwijaya FC saat melakukan pertandingan Liga 2 beberapa waktu lalu. Sriwijaya FC ajukan memori banding agar tak dikurangi poin. FOTO : BUDIMAN/SUMEKS--

  PALEMBANG - Sriwijaya FC telah memulai upaya perlawanan terhadap keputusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI yang menghukum mereka dengan pengurangan 3 poin dan denda sebesar Rp45 juta. Keputusan tersebut telah menjadi kontroversi dalam dunia sepak bola Indonesia.

  Manajemen Sriwijaya FC, yang dikenal dengan sebutan Laskar Wong Kito, telah mengutus Faisal Mursyid ke Jakarta pada hari Rabu, 1 November 2023, untuk menyampaikan banding mereka kepada Komite Banding (Komding) PSSI. Faisal Mursyid menyampaikan berkas banding tersebut kepada staf Badan Yudisial PSSI, Cardinsa, di Kantor PSSI yang berlokasi di GBK Arena, Senayan.

  Faisal Mursyid, yang juga menjabat sebagai Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), mengonfirmasi bahwa berkas banding tersebut telah diterima oleh pihak berwenang pada pukul 12.35 WIB.

  Sebelumnya, Sriwijaya FC telah menyatakan niatnya untuk melawan dan menggunakan jalur hukum sebagai respons terhadap keputusan yang dikeluarkan oleh Komite Disiplin PSSI. Komite tersebut menjatuhkan sanksi berat berupa pengurangan 3 poin dan denda sebesar Rp45.000.000. Menurut versi Komdis PSSI, sanksi ini berkaitan dengan keputusan Sriwijaya FC yang tidak memasukkan pemain U21 dalam starting XI pada pertandingan melawan Semen Padang FC.

  Indrayadi, Direktur Teknik Sriwijaya FC, telah secara tegas mengkritik sanksi tersebut, menganggapnya sebagai keputusan yang tidak adil. "Kami di Sriwijaya FC merasa sangat keberatan dengan keputusan Komite Disiplin PSSI yang kami anggap tidak masuk akal," ungkapnya.

  Keputusan ini muncul melalui surat yang dikeluarkan oleh Ketua Komite Disiplin PSSI, Eko Hendro Prasetyo SH MH, yang tertanggal 24 Oktober 2023. Surat tersebut menjelaskan bahwa Sriwijaya FC telah melanggar regulasi Liga 2 2023-2024 dan Kode Disiplin PSSI tahun 2023 karena absennya pemain U21 dalam starting XI mereka.

  Sanksi yang diberlakukan melibatkan beberapa elemen, termasuk hasil pertandingan dianggap kalah 0-3, pengurangan 3 poin, dan denda signifikan sebesar Rp45.000.000. Dampak dari sanksi ini memiliki konsekuensi signifikan terhadap peringkat Sriwijaya FC di klasemen. Dengan pengurangan 3 poin, tim yang ditangani oleh Muhammad Yusuf Prasetto ini akan turun ke peringkat keempat dengan perolehan 6 poin dan selisih gol 10-11.

  Sementara itu, PSMS Medan akan naik ke peringkat ketiga dengan raihan 8 poin. Persiraja Banda Aceh kokoh di puncak klasemen dengan 14 poin, sedangkan Semen Padang FC akan menjadi runner-up dengan 13 poin.

  Indrayadi juga menyoroti perbedaan pendapat yang muncul dalam pertemuan dalam Manager Meeting yang menimbulkan kebingungan. Wakil Ketua Komite Disiplin PSSI, Asep Edwin Firdaus SH LLM, sebelumnya menyatakan bahwa tidak ada sanksi yang akan diberikan jika klub tidak memainkan pemain U21. Hal ini menambah kerumitan kasus ini karena Sriwijaya FC telah mematuhi regulasi dengan memasukkan pemain U21 dalam beberapa pertandingan sebelumnya.

  Selain itu, terdapat ketidaksesuaian antara tanggal dimana regulasi resmi ditandatangani oleh Ketua Umum PSSI pada 2 Oktober 2023, sementara pertandingan yang menjadi permasalahan terjadi pada 1 Oktober 2023. Hal ini menimbulkan pertanyaan seputar validitas regulasi yang diterapkan. (Novis/)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan