Proses Transplantasi Ginjal, Begini Hambatan yang Ditemui Dokter RSMH Palembang

Proses Transplantasi Ginjal, Begini Hambatan yang Ditemui Dokter RSMH Palembang. Foto : Neni/sumateraekspres.id--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Dokter spesialis penyakit dalam dan Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSMH, Dr. dr. Zulkhair Ali, Sp. PD, KGH, FINASIM, menjelaskan bahwa ginjal rusak dapat dibagi menjadi dua kategori.

yaitu ginjal akut dan ginjal kronis. "Ginjal akut adalah kondisi berat yang bisa sembuh, sementara ginjal kronis tidak dapat pulih," ungkapnya.

Dr. Zulkhair menjelaskan bahwa terdapat dua jenis pengganti ginjal, yaitu transplantasi ginjal (cangkok ginjal) dan cuci darah.

"Transplantasi ginjal adalah solusi terbaik bagi pasien dengan gagal ginjal. Setelah menjalani transplantasi ginjal, pasien dapat hidup normal seperti orang sehat, dengan tingkat keberhasilan lebih dari 85 persen," tambahnya.

BACA JUGA:Tidak Buang Ginjal Lama, Pendonor Ayah Sendiri,

BACA JUGA:7 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal, Sayang Nomor 2 Sering Terabaikan

Namun, salah satu hambatan utama dalam proses transplantasi ginjal adalah mencari pendonor. Banyak orang takut untuk menjadi pendonor karena khawatir akan menjadi sakit.

Dr. Zulkhair menjelaskan bahwa risiko menjadi sakit ginjal setelah mendonorkan ginjalnya sangat rendah, hanya sekitar 0,02 persen.

"Kami sangat berhati-hati dalam memilih pendonor untuk memastikan bahwa mereka tidak akan mengalami masalah kesehatan di kemudian hari," jelasnya.

Di Indonesia, sebagian besar pendonor adalah pendonor hidup, sementara di luar negeri, pendonor jenazah lebih umum. Ini berarti ginjal dari orang yang sudah meninggal otak dapat disumbangkan untuk pasien yang membutuhkannya.

BACA JUGA:5 Kebiasaan Sepele yang Berakibat Rusaknya Ginjal di Usia Muda

BACA JUGA:Polisi Ungkap Hasil Pemeriksaan Lanjutan Terhadap Korban Sindikat TPPO Jual Beli Organ Ginjal di Kamboja. Begi

Jumlah orang yang menjalani cuci darah di Sumatera Selatan mendekati angka 2.000, dengan sekitar 400-500 orang di RSMH. Banyak dari mereka sebenarnya ingin menjalani transplantasi ginjal, dan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) siap untuk mendukung mereka.

Tetapi masalah utama adalah menemukan pendonor yang cocok. "Kami sangat berhati-hati dalam memastikan bahwa pendonor adalah seseorang yang benar-benar ikhlas dalam mendonorkan ginjalnya. Tidak boleh ada praktik jual-beli organ," tegas Dr. Zulkhair.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan