Diarak Wujud Penghormatan, Rektor Ajak Jadikan Unsri Rumah Bersama
ARAK ARAKAN : Para wisudawan-wisudawati dari Fakultas Teknik diarah para mahasiswa dari gedung FT menuju auditorium tempat wisudake -168, kemarin. -FOTO: IST-
Untuk program percepatan guru besar Unsri, terhitung 31 Oktober akan berakhir pola lama. Selanjutnya, berlaku cara yang baru untuk aturan kenaikan pangkat dan jabatan. “Mudah-mudahan lebih banyak lagi dosen unsri yang memang sudah potensial menyandang gelar guru
besar. Karena memang saya yang mengomandani sebelumnya, akan kita teruskan,” tutur Prof Taufik.
Pria asli Ogan Ilir ini mengajak semua pihak, terkhusus civitas akademika, karyawan dan para alumni untuk menjadikan Unsri rumah bersama, relevan, unggul, mandiri, akuntabel, harmonis, berkolaborasi, bertaraf internasional, tangguh, dan amanah. “Unsri rumah kita semua. Mari
kita jaga bersama. Kebersamaan adalah keunggulan milik kita,” ungkapnya.
Ada 904 orang yang diwisuda kemarin. Lulusan jenjang D3 ada 57 orang, 749 dari S1 dan 98 pasca sarjana. Rincian untuk lulusan S1, dari Ekonomi 168 orang, Hukum 54, Teknik 86, kedokteran 52, pertanian 78, FKIP 38, FISIP 133, MIPA 30, Fasilkom 54 dan FKM 56 orang. Pada
wisuda ke-168 kemarin, ada 14 orang alumni yang mendapatkan beasiswa.
Terkait asap kahutla, Prof Taufik menambahkan, rektorat menyerahkan kepada masing-masing fakultas dan dekan untuk menerapkan pola pembelajaran secara daring maupun hybrid.
“Bagi mahasiswa dan dosen yang merasa terganggu karena asap, bisa melaksanakan perkuliahan dari rumah,” imbuhnya.
Hingga kemarin, belum ada yang 100 persen melaksanakan perkuliahan daring. “Karena kultur kuliah kita rata-rata di atas jam 8. Fakultas bisa menggeser jam kuliah agak siang,” pungkas Prof Taufik. (dik)