Pemimpin Negara Ini Dilantik Pada Usia di Bawah 40 tahun
Pemimpin Negara Ini Dilantik Pada Usia di Bawah 40 tahun--
SUMATERAEKSPRES.ID - Pemimpin negara yang dilantik dibawah usia 40 tahun ternyata sudah banyak terjadi di beberapa negara. Ini bukan hanya sekadar hal menarik, tetapi juga mencerminkan semangat perubahan dari generasi muda yang aktif berperan dalam pemerintahan negara mereka.
Mereka membawa semangat, ide segar, dan pandangan baru yang mampu menghadapi berbagai tantangan negara mereka. Inilah beberapa di antara mereka dan bagaimana mereka memengaruhi masa depan negara mereka.
Presiden Emmanuel Macron (Prancis)
Ceritanya dimulai pada tahun 2017 ketika seorang pria berusia 39 tahun, Emmanuel Macron, terpilih sebagai Presiden Prancis. Membuatnya menjadi salah satu pemimpin termuda dalam sejarah Prancis.
Macron membawa semangat perubahan generasi muda ke pemerintahan dengan pesan progresif, inklusif, dan reformasi yang fokus pada inovasi, lingkungan, dan ekonomi yang tangguh.
BACA JUGA:Diskusi Milenial, Harapan Generasi Muda untuk Pemimpin Indonesia yang Berkualitas
BACA JUGA:Pilih Pemimpin yang Mencintai Rakyat
Ia bahkan menciptakan gerakan politik baru bernama En Marche! yang berhasil mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan, membuktikan bahwa pemimpin muda pun bisa sukses.
Kanselir Sebastian Kurz (Austria)
Di Austria, kejutan politik terjadi pada tahun 2017 ketika seorang pria berusia 31 tahun, Sebastian Kurz, menjadi Kanselir. Kurz dikenal dengan sikap tegasnya dalam menghadapi isu-isu keamanan, migrasi, dan integrasi Eropa.
Ia membuktikan bahwa pemimpin muda bisa menghadapi isu-isu sensitif dengan langkah-langkah berani demi kepentingan negara.
Perdana Menteri Sanna Marin (Finlandia)
Sanna Marin adalah salah satu contoh pemimpin muda perempuan yang paling menonjol di dunia. Pada tahun 2019, saat usianya 34 tahun, ia menjadi Perdana Menteri Finlandia.
Marin sangat berkomitmen untuk memperjuangkan isu-isu kebijakan sosial, lingkungan, dan kesetaraan gender. Keberhasilannya mencerminkan pergeseran penting menuju inklusi gender dalam politik global.