https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Terseret Arus Deras, 2 Bocah Tewas

Tetap Hati-Hati Meski Sungai Mendangkal

MURATARA - Pendangkalan aliran sungai saat musim kemarau, bukan berarti aman sudah aman. Ancaman hanyut dan tenggelam masih bisa terjadi terhadap orang yang tidak bisa berenang, apalagi anak-anak. Buktinya, dua bocah tenggelam di aliran Sungai Rawas, Rabu (4/8). Farizal (8) dan Arka Alvaro (6), sempat hanyut dan tenggelam saat mandi-mandian dan berenang sekitar pukul 18.00 WIB. Keduanya warga setempat di Kelurahan Pasar Surulangun, Kecamatan Rawas Ulu.
“Sudah biasa, rutinitas warga mandi dan beraktivitas di sungai. Apalagi saat musim kemarau seperti sekarang ini,” terang Camat Rawas Ulu, Yusnadi, kemarin.
Sebab, rata-rata sumur milik warga sudah mengering. Keduanya diduga luput dari pengawasan orang tuanya. Sehingga bermain lebih ke tengah, lebih dalam dan terseret arus sungai.
“Warga sempat melihat melihat, waktu mau ditolong langsung tenggelam. Tidak nimbul-nimbul lagi,” ungkap Yusnadi.
Kejadiannya begitu cepat. Apalagi informasinya kedua korban tidak bisa berenang, atau belum mahir berenang. Pencarian langsung dilakukan, melibatkan berbagai pihak. “Sehingga dua jam dari kejadian, kedua korban dapat cepat ditemukan,” ucapnya. Lokasi penemuannya, tidak jauh dari lokasi awal tenggelam. Hanya saja, kondisinya sudah meninggal dunia. “Kedua jenazah anak itu langsung diserahkan ke pihak keluarganya, malam itu juga. Kami turut berbela sungkawa,” tutur Yusnadi. Yusnadi mengimbau, agar masyarakat yang beraktivitas di pinggir aliran sungai tetap berhati-hati. Terutama terhadap anak-anak, jangan lepas dari pengawasan orang tuanya. “Sekarang lagi musim kemarau, jadi banyak warga beraktivitas di sungai.
Tapi aku minta tolong nian untuk seluruh warga, awasi anak anak. Jangan sampai lepas pengawasan," imbuhnya.
Terpisah, Kapolsek Rawas Ulu Iptu Herwan Oktarisyah, membenarkan ada insiden dua bocah tenggelam saat mandi-mandian di aliran Sungai Rawas. "Tapi malam itu juga, kedua korban sudah ditemukan. Kami turut berduka cita,” ucapnya. Sebelumnya, aliran Sungai Rupit juga di Muratara, merenggut nyawa bocah. Kanzah (9), warga Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, tenggelam Rabu (27/9), sekitar pukul 17.40 WIB. Satu jam setelah pencarian, jenazahnya berhasil ditemukan. Dua saudaranya, selamat. Kemudian, awal Oktober 2023, pelajar SMP bernama Meta Ramadani (13), juga tewas tenggelam di aliran Sungai Beliti, Desa Simpang Gegas Temuan, Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TKP), Kabupaten Musi Rawas. Jenazahnya ditemukan sekitar pukul 08.30 WIB. Musibah serupa juga terjadi di Kabupaten Muara Enim, baru-baru ini. Steven Abel Pandua (10), ditemukan tak bernyawa di aliran Sungai Lematang, Kecamatan Gunung Megang, Rabu (4/10), sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelumnya, warga asal Desa Bangun Sari, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, itu berenang bersama temannya, di Sungai Lematang wilayah Desa Gunung Megang Luar, Selasa (3/10) sore. Namun Steven terseret arus dan hilang tenggelam. Atas musibah itu, Pj Bupati Muara Enim Dr H Ahmad Rizali MA, mendatangi rumah duka almarhum Steven, Kamis (5/10).
Memberi memberikan santuan kepada keluarga korban. "Kita tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali. Apalagi korban adalah anak anak," ucapnya.
Untuk itu kepada masyarakat khususnya yang berada di pinggiran sungai, agar bisa menjaga anak-anaknya. “Untuk mengantisipasi agar tidak ada lagi korban tenggelam," harapnya. Kepada aparatur desa yang kawasannya dialiri sungai besar, diinstruksikan memasang spanduk imbauan untuk tidak bermain atau mandi di sungai. “Dari kejadian ini tentu merupakan pelajaran. Saya mengajak masyarakat selalu waspada dan berhati-hati di sungai," imbaunya lagi. (zul/way/air)  

Tag
Share