https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Peraih Magna Cum Laude S3, Kaji Malaria di Sumsel

*Prof Dr rer med H Hamzah Hasyim SKM MKM, Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Unsri

Orasi ilmiah tentang malaria mengantarkan mengantarkan Prof Dr rer med H Hamzah Hasyim SKM MKM. Ia mengupas determinan malaria di daerah endemik rendah dan pencegahannya dari perspektif kesehatan masyarakat. Prof Hamzah kini salah seorang Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya (Unsri). Dikukuhkan 4 September 2023. Dalam orasi ilmiahnya, ia menyebut Sumsel masih masuk daerah kategori endemis rendah. Belum mengantongi sertifikat eliminasi malaria. Provinsi ini diusulkan bebas penyakit karena nyamuk Anopheles itu pada 2025, setelah tahun ini lebih dulu untuk regional Jawa-Bali. Malaria masih jadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Pada tahun 2021, diperkirakan 247 juta orang terjangkit malaria di 85 negara. Pada tahun yang sama, penyakit ini merenggut sekitar 619.000 jiwa. Pemerintah menetapkan tujuan nasional bebas malaria tahun 2030. RPJMN tahun 2020-2024 menetapkan target 405 kabupaten/kota bebas malaria tahun 2024. Sampai April 2023, baru ada 5 provinsi dan 381 kabupaten/kota yang telah mendapatkan sertifikat bebas malaria. BACA JUGA : Tiga Profesor Dikukuhkan, FKIP Unsri Tasyakuran Menurut Prof Hamzah, penyebaran malaria tidak mengenal batas wilayah administrasi. Karena itu, upaya pengendalian malaria memerlukan komitmen bersama.
“Kajian ini bertujuan untuk menganalisis determinan malaria di daerah endemik rendah di Sumsel. Kemudian upaya pencegahannya dari perspektif kesehatan masyarakat,” tuturnya.
Kajian literatur ini disusun berdasarkan lesson learned, berbagai studi yang telah dilakukan. Baik melalui studi eksplorasi, studi epidemiologi (cross sectional, case control, ecology study), analisis lanjut data Riskesdas, studi epidemiologi spasial, serta studi kualitatif, mengesplorasi masukan dari expert atau informan kunci. Berdasarkan triad epidemiology, risiko transmisi malaria tergantung pada interaksi antara inang, parasit, vektor nyamuk, dan lingkungan. Perubahan pada salah satu elemen ini dapat mempengaruhi risiko infeksi. “Hasilnya menegaskan bahwa determinan malaria di Sumsel tidak hanya oleh keberadaan vektor Anopheles sp. Tapi juga oleh exposure faktor lingkungan dan sosiodemografi. Meliputi faktor ekonomi, budaya, dan perilaku,” tuturnya. Dengan menerapkan strategi pengendalian malaria yang sistematis dan komprehensif. Sumsel diharapkan dapat mencapai bebas malaria pada 2025. Sebagai propinsi pertama di luar Pulau Jawa dan Bali. Di Sumsel, kabupaten/kota yang telah mendapatkan sertifikat eliminasi malaria yaitu Kota Palembang, PagarAlam, dan Prabumulih. Lalu, Kabupaten Banyuasin, OKI, Ogan Ilir, Empat Lawang dan PALI. Selanjutnya, OKU, OKUS, OKUT dan Musi Rawas telah memperoleh penghargaan pada peringatan Hari Malaria Sedunia 2023 lalu. Khusus Provinsi Sumsel, pada 2014 sudah mencapai annual parasite incidence (API) sebesar 0,30 per 1.000 penduduk. Terus menurun pada 2022.
“Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, API per 1.000 penduduk terus mengalami penurunan dari 0,28 per mil tahun 2016 menjadi 0,01 permil tahun 2020,” ucapnya.
Hal ini menunjukkan kejadian malaria di Sumsel sudah cukup rendah. Pada 2022, semua kabupaten yang belum eliminasi malaria sudah mencapai tahap pembebasan yang ditandai dengan API <1 per 1.000 penduduk. Dengan komitmen bersama, tujuan nasional bebas malaria pada 2030 dan tujuan bebas malaria di Sumsel pada 2025 akan tercapai. Prof Hamzah merupakan anak kelima dari enam bersaudara pasangan H Hasyim Lusak dan Hj Halimah (almarhumah). Pria kelahiran Ujung Pandang Desember 1973 ini menikah dengan Hj Yunita Turissina Dwi AMF SKM dan memiliki 2 anak. Masa kecilnya dihabiskan di Ujung Pandang. Dia pernah menjadi Dekan FKM Unsri (2009-2013). Sejak 2007- 2025 namanya masuk dalam anggota senat Unsri. Dipercaya sebagai ketua Senat FKM Unsri sejak 2020 sampai sekarang. Juga Koordinator Pusat Pelatihan LP2M Unsri (2020-2024). Prof Hamzah juga masih aktif sebagai Dewan Pengurus Wilayah Perkumpulan Dosen Peneliti Indonesia di Sumsel (2022-2027). Asesor Akreditasi LAMPT-Kes, Ketua Tim Pengelola Program Matching Fund Tingkat Perguruan Tinggi 2023, Tim Penilai Angka Kredit (PAK) Dosen Unsri dan Tim PAK Dosen Unsri. Telah 27 kali mengikuti workshop di Indonesia, Prancis, Malaysia, Jerman, Thailand. Menjadi ketua dalam 11 kali penelitian baik dari Unsri, Kemenkes RI, Kemendikbudristek, Ditjen Dikti dan lainnya. Mempunyai 15 jurnal ilmiah internasional bereputasi, 5 jurnal nasional Sinta 1 dan 2, 55 jurnal nasional Sinta 3 dan 4 dan 21 jurnal biasa. Totalnya ada 94 jurnal ilmiah. Banyak prestasi yang diraih Prof Hamzah. Di antaranya peraih Artikel Ilmiah berkualitas tinggi bidang kesehatan dan obat dari Kemenristek/Badan Riset dan Inovasi Nasional (2020). Dosen Berprestasi Dies Natalis ke-12 FKM Unsri (2020). Menjadi mahasiswa S3 lulusan terbaik dengan predikat magna cum laude di Goethe-Universitiit Jerman (2019). Dosen Terbaik Dies Natalis Ke-50 Unsri (2010). Juga Peneliti Terbaik Riset Bidang Kesehatan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Provinsi Sumsel 2009. (dik)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan