Lakukan Pengubinan, Diprediksi 7,5 ton per Hektare

INDRALAYA - Mendekati masa panen padi, Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Indralaya Selatan, Ogan Ilir melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lahan sawah kelompok tani. Mereka melakukan tahap pengubinan, untuk memprediksi hasil panen petani lewat pengambilan beberapa sample. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) wilayah binaan Desa Sukaraja Baru, Ahmad Fauzy Aby, SP menjelaskan, teknik pengubinan merupakan salah satu cara memprediksi jumlah produksi padi yang masih ada di lahan melalui penentuan sampel, pengukuran dan penimbangan.

"Kali ini kita lakukan pengubinan padi di lahan sawah kelompok tani Karya Bersama dan Sabar Subur di Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya Selatan," ujarnya.
Hasil dari pengubinan menunjukkan perbedaan produksi panen sampai 1,5 ton. Di samping varietas padi yang berbeda, cara perawatan juga menentukan berapa jumlah hasil panen. ‘’Kelompok Karya Bersama menggunakan padi varietas Inpari 32. Hasil ubinan di dapatkan perhitungan 7,5 ton/ha. Sedangkan kelompok Sabar Subur menggunakan padi varietas Sawah Rimbo dengan hasil ubinan 6,05 ton/ha," tukasnya. Proses pengubinan juga di bantu koordinator Penyuluh Masduki SP, Penyuluh supervisi, Tim PPL ISumarmi Mahfudz SP, Heri Yono Darwis Aloeman SP, Helen Safa Ringga SP, Pathonah Putri Purnama SP dan Anggun Widya Ningsih SP. Hal-hal yang harus di persiapkan secara sederhana seperti alat ubin, tongkat, timbangan gantung, wadah sampel dan alat pemotong. Waktu pengambilan ubinan yang baik adalah di lakukan di atas jam 11.30 WIB.
‘’Karena pada waktu akan mendapatkan hasil dengan tingkat gabah kering giling (GKP) panen yang serendah mungkin sehingga kadar air dalam butir padi tersebut rendah pula,’’ jelasnya.
Secara garis besar langkah dalam pengambilan ubinan di mulai dari menentukan petak lahan yang akan di lakukan ubinan. Kemudian, mengambil titik berbentuk petak atau bujur sangkar per hektare lahan tanaman.
‘’Lalu, memberikan tanda pada hasil pengukuran. Menghitung jumlah rumpun atau batang di dalam hasil pengukuran. Mengambil sampel ubinan dengan alat pemotong. Memisahkan sampel dari daun, dahan, tanah. Lalu gabah menimbang hasil ubinan,’’ katanya.
Pengubinan, lanjutnya, menjadi tolok ukur keberhasilan dalam melakukan usaha tani. Peningkatan hasil ubinan. Menunjukkan adanya dampak penerapan teknologi yang telah di laksanakan. ‘’Berdasarkan hasil tersebut dapat di lakukan kegiatan evaluasi bersama untuk perbaikan usaha tani yang akan datang," tukasnya. (dik/)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan