*Prakiraan BMKG, Terpanjang 30 Hari di OKI

SUMATERAEKSPRES.ID - Menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi & Geofisika (BMKG) Sumsel,

El Nino lemah telah terjadi. Namun berpotensi meningkat jadi moderat hingga jelang akhir tahun.

Dampaknya, Sumsel alami hari tanpa hujan (HTH) yang bervariasi. Terpanjang pada sebagian kecil wilayah OKI.  Lamanya bisa 21-30 hari.

"Kategori menengah 11-20 hari terjadi pada sebagian OKI, OI, Lahat, sebagian kecil OKU Timur, OKU, OKU Selatan,

Pagaralam, Muara Enim, PALI, Banyuasin dan Musi Banyuasin," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis.

Meluasnya HTH mengindikasikan kekeringan meteorologis yang mulai terjadi di Sumsel.

Curah hujan telah jauh lebih rendah dibandingkan laju kehilangan air dari permukaan bumi.

"Hal ini tentunya meningkatkan potensi tingkat kemudahan terbakarnya hutan dan lahan," bebernya.

Koordinator Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Sumsel, Nandang Pangaribowo, mengungkapkan, potensi panas ekstrem di wilayah Sumsel akan terus meningkat. BACA JUGA : Cuaca Ekstrem, Berikut Kiat Aman Beraktivitas di Tengah Gelombang Panas

Sejak awal Agustus hingga September 2023.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi. “Salah satunya jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter,

berlanjut ke dua dasarian berikutnya,” kata dia.

Sebagian besar wilayah Sumsel mengalami awal musim kemarau yang lebih cepat dibandingkan klimatologisnya.

Saat ini, sudah mulai puncak kemarau. Karena itu, BMKG mengimbau, masyarakat untuk bijak dalam penggunaan air bersih.

“Juga berhati-hati terhadap potensi karhutla,” tambahnya. Seperti yang terjadi di wilayah Desa Pangkalan Benteng, RT 37, RW 08,

Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, Minggu (13/8), sekitar pukul 16.30 WIB. Kebakaran lahan hampir mengenai pemukiman warga sekitar.

Kebakaran awalnya kecil, lambat laun menjadi besar dan meluas.

Warga yang tak mampu lagi mengatasi sendiri kebakaran itu menghubungi petugas pemadam kebakaran Banyuasin.