Penuhi Tiga Syarat, Mulai Air hingga Kondisi Lahan

Terapkan Penanaman Padi Tiga Kali Setahun

Memasuki musim kemarau, curah hujan yang turun semakin berkurang. Lazimnya, pada saat seperti ini para petani menunda masa tanam. Kebiasaan itu dikarenakan kekhawatiran sumber air yang mengancam kekeringan dan gagal panen. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Tanjung Seteko, Indralaya, Aldi Zularnain bersama petani lokal berbagi 3 kunci penting mengatasi hal ini. Seperti apa penjelasannya? ANDIKA – Ogan Ilir SUDAH menjadi hal yang biasa jika memasuki musim penghujan, para petani disibukkan dengan jadwal tanam padi. Namun, sejak beberapa dekade terakhir sebagian petani mulai membiasakan diri menjalani jadwal di luar tatanan. Semula bertanam padi hanya sekali dalam setahun, saat datang musim hujan saja. Namun, dengan beberapa penyesuaian, ternyata bertanam padi bisa sampai 3 kali dalam setahun. Seperti yang dibuktikan pada lahan yang dikelola Ketua Kelompok Tani Kedukan, Helmi didampingi Bendahara, Sukri. Saat itu, PPL Desa Tanjung Seteko, Aldi memantau langsung ke lahan sawah yang masih bertanam padi kala memasuki musim kemarau. Bahkan saat ini tinggal menunggu waktu panen.
"Berdasarkan pengalaman dari kelompok tani ada tiga syarat pokok yang perlu diperhatikan. Jika dapat dipenuhi, maka memungkinkan untuk melakukan penanaman padi hingga 3 kali dalam setahun," ujar Aldi.
Menurutnya, ada sekitar 20 hektare lahan persawahan di Desa Tanjung Seteko, Indralaya. Semuanya adalah tipe sawah pematang lebak yang mengandalkan konsumsi air dari tampungan hujan.
"Kami rutin memantau aktivitas para petani di sawah, mengontrol sejauh mana proses pertaniannya dan ikut mengawasi agar meminimalisir risiko kegagalan. Alhamdulillah sejauh ini penanaman padinya aman-aman saja," tukasnya.
Meskipun seharusnya dalam setahun, padi bisa dipanen sampai dua kali. Tetapi, hanya sedikit petani yang mau menerapkannya. Rata-rata panen setahun sekali. Ada satu dua saja yang sudah mulai coba panen dua kali setahun.
"Tiga syarat utama agar ingin bertanam padi 3 kali dalam setahun adalah, pertama harus ada sumber air yang dapat dialirkan ke tempat bertanam padi," jelasnya.
Tujuannya, jika jarang terjadi hujan dan lahan sawah mulai kehabisan air. Maka, sumber air berupa sumur, mata air maupun tampungan lainnya bisa dialirkan ke sawah. Sehingga potensi masalah kekurangan air dari menanam hingga panen tidak jadi kendala. Kedua, lahan yang ditanam harus rata dan ketiga ada sekat-sekatnya. ‘’Sehingga air yang dialirkan bisa bermanfaat bagi tanaman padi," terangnya. Lahan yang rata memungkinkan penggunaan air dapat lebih efisien. Air yang ada tidak langsung mengalir ke tempat yang lebih rendah. Fungsi pematang untuk mencegah kebocoran air di lahan. Ia menilai, sebenarnya tanam padi untuk panen sampai tiga kali dalam setahun itu sangat memungkinkan untuk diterapkan. Apalagi melihat kondisi curah hujan yang masih cenderung basah meskipun saat musim kemarau. "Meskipun tidak semua wilayah kita pukul rata bisa tanam panen padi 3 kali dalam setahun. Tetapi untuk daerah yang lebak pematang, potensi tanam panen 3 kali itu bisa," tambah Aldi. (dik/)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan