Pandangan Kurmin Halim Mengenai Ekonomi 2023, Sektor Bisnis Akan Membaik

PALEMBANG - Ada banyak versi mengenai ekonomi 2023 dari pengusaha tionghoa. Ada yang percaya ekonomi bakal bangkit.

Seperti diungkap Kurmin Halim SH. Menurutnya, pada 2023 ini pemerintah mencabut PPKM secara permanen.

“Hal ini menunjukkan kondisi Covid 19 yang terjadi saat ini di Indonesia telah melandai turun dan dapat teratasi dengan baik,” katanya.

Ini menunjukkan masyarakat nantinya bisa beraktivitas dan bebas bergerak tanpa adanya lagi aturan pembatasan.| Baca juga :

Dia mengaku, meski perekonomian di Indonesia tahun 2023 akan dibayangi oleh resesi. Namun Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumsel ini yakin ekonomi akan tetap tumbuh sebagaimana yang diharapkan banyak pihak selama ini. Tidak hanya itu saja, beberapa potensi bisnis di tahun 2023 akan berkembang dengan baik dan bahkan bisa menjadi primadona.

Seperti di bisnis bidang IT, perhotelan, properti, pertambangan batu bara dan kuliner di tahun 2023 akan menjadi bisnis primadona dan menjanjikan. Baca Juga : Selamat Datang Tahun Harapan

Untuk itu, dengan berbagai potensi yang ada ini, tentunya diharapkan perekonomian di Sumsel akan semakin bergeliat serta bergerak pasca tersendat akibat Covid selama tiga tahun terakhir.

"Berdasarkan analisa yang ada. beberapa sektor bisnis akan semakin membaik. Termasuk IT dan kuliner," tegasnya.

Diketahui, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (B) Sumsel, Erwin Soeriadimadja melalui Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumsel, Nurcahyo Heru Prasetyo mengatakan tahun 2023 akan tumbuh menguat dari tahun 2022.

 “Saya kira pertumbuhannya bisa mencapai 5,50 persen,” ujar Nurcahyo. Dia beralasan Sumsel masih punya potensi besar dari berbagai sektor untuk terus tumbuh dengan memanfaatkan beberapa celah ruang pertumbuhan ke depan.

 “Namun tentu saja ini harus didukung oleh sinergi, inovasi, dan optimisme yang perlu dijaga bersama,” katanya lagi.

Baca Juga : Pandangan Elysa Thamrin Mengenai Ekonomi 2023, Harus Lebih Hati-Hati

Berbagai potensi pertumbuhan yang dapat didorong, antara lain meningkatkan realisasi investasi melalui perbaikan iklim investasi, optimalisasi sektor pertanian dengan meningkatkan produktivitas, dan peningkatan nilai tambah komoditas unggulan melalui hilirisasi.

“Kita juga perlu terus meningkatkan inklusivitas ekonomi dan keuangan digital melalui digitalisasi sistem pembayaran seperti dengan QRIS dan kanal lainnya, serta menjaga kestabilan inflasi dengan memperkuat koordinasi kebijakan dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),” ujarnya.

Kepala BPS Provinsi Sumsel, Ir Zulkipli menegaskan ada beberapa sektor unggulan yang menjadi penopang bagi pertumbuhan ekonomi Sumsel.

Di triwulan III 2022, sektor tertinggi ditopang oleh pertambangan dan penggalian sekitar 25,88 persen, menyusul industri pengolahan 17,75 persen, dan sektor pertanian kehutanan serta perikanan 14,11 persen.

“Total PDRB di triwulan III 2022 mencapai Rp88,28 triliun dengan laju pertumbuhan sebesar 5,34 persen,” imbuhnya.

Dia tak menampik, ekspor luar negeri selama ini berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Sumsel sehingga ketika ekspor tersendat maka otomatis bisa mengurangi kontribusinya.

Baca Juga : Jaga Pertumbuhan, PDB Terbesar Ke-5

Di triwulan III 2022 tercatat kontribusi ekspor luar negeri mencapai 22,34 persen atau sebesar Rp21,67 triliun.

“Tertinggi PDRB menurut pengeluaran masih didominasi konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto,” bebernya.

Terkait perekonomian tahun depan, kekhawatiran resesi global mempengaruhi perekonomian lokal dirasakan pengusaha lokal, terutama yang bergelut di bidang ekspor impor. Tapi pelaku usaha tetap optimis perekonomian Sumsel dan ekspor tetap melaju di tahun 2023 sehingga ekonomi bertumbuh lebih cepat. (yun)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan