Fitrah Guru dalam Islam
Guru adalah hamba Allah yang mengemban misi mengajar dan mendidik siswa yang nantinya akan menjadi pengikut umat Islam. Tugas seorang guru merupakan bagian dari misi khalifah di muka bumi. 'Dengan demikian, pemenuhan amanah khalifah negeri ini belumlah lengkap kecuali amanah guru terpenuhi sepenuhnya. Mengajar dan melatih siswa adalah hakekat seorang guru. Seperti sifat potensi karakter pada umumnya, karakter seorang guru hanya dapat optimal jika tugas tersebut dilakukan dengan ikhlas. Ketulusan dan keimanan adalah hal yang hanya bisa dipahami melalui logika ruhani, yaitu logika yang penuh dengan keimanan kepada kekuasaan Allah Allah berfirman dalam Alqur'an Surat Al-Ahzab ayat 72 yang artinya: “Sesungguhnya kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat). Lalu dipikullah amanah itu oleh manusia Banyak peneliti mendefinisikan ketulusan sebagai: Al-Kafawi berarti niat yang tulus untuk beribadah sehingga hanya Tuhan yang disembah. Ibrahim bin Adham mendefinisikan ketulusan sebagai kejujuran niat di hadapan Allah. Abu Utsman Al-Maghribi menjelaskan bahwa keikhlasan lahir dengan melupakan perhatian makhluk, sehingga semua perhatian tercurah hanya kepada Allah semata. Allah dalam surat Az-Zumar ayat 2 memerintahkan hamba-Nya untuk selalu mengabdi dengan ikhlas dan patuh. Allah berfirman dalam Al-Qur’an; Artinya : Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur'an) dengan sebenarnya. Maka, sembahlah Allah dengan ketaatan yang tulus kepada-Nya. Ikhlas mendapat tempat di hati, sebagaimana sabda Nabi dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Dia hanya melihat hati dan amalmu.” (SDM Islam)