https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Dapat Mandat Camat, Terbiasa Masalah Kompleks

*Lurah Karang Jaya, Yerri Equardo SE MM, Lolos 300 Besar Paralegal Justice Award 2023

Hanya ada enam kepala desa/lurah di Sumatera Selatan (Sumsel) yang lolos 300 besar kompetisi Paralegal Justice Award 2023. Lurah Karang Jaya, Kecamatan Gandus, Palembang, Yerri Equardo SE MM, salah satunya. Nama Lurah Karang Jaya, Yerry Equardo kini jadi perbincangan di kalangan ASN lingkup Pemkot Palembang. Tepatnya, setelah dia masuk dalam 300 besar dalam audisi Paralegal Justice Award 2023. Ini kompetisi khusus untuk para kades atau lurah se-Indonesia. Kompetisi ini digelar Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN). Dari 765 peserta yang mendaftar, sebanyak 565 orang lulus seleksi administrasi. Namun hanya 300 besar yang masuk tahap audisi. Mereka semua bersaing untuk masuk Top 10 Favorite Paralegal Justice Award 2023.
“Masuk Top 10 jelas sesuatu yang sangat didambakan semua kades/lurah. Ini saja sudah bangga bisa mewakili Sumsel dalam kompetisi tingkat nasional ini,” ungkap Yerry, kemarin.
Di Kota Palembang ada 107 kelurahan. Lima di antaranya pada wilayah kecamatan Gandus. Salah satunya Kelurahan Karang Jaya yang dia pimpin saat ini “Dari lima, kami yang kemudian dapat mandat. Semua tentu tidak lepas dari andil Pak Camat kami, Pak Jufriansyah,” kata dia. Yerry salah seorang Lurah berprestasi. Pernah meriah juara 2 dalam kegiatan Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Tingkat Nasional dimana Palembang menjadi tuan rumahnya. Selain itu, memang ada tim khusus dari Kementerian Hukum dan HAM (KemenkumHAM) yang melakukan cross check langsung ke kelurahan. Tim tersebut melihat berbagai indikator penilaian yang ada di kelurahan Karang Jaya.
“Kami ditanya tentang berbagai hal. Salah satunya permasalahan yang sering muncul. Alhamdulillah semuanya bisa kami jelaskan kepada tim,” beber Yerry yang baru 1 tahun menjabat sebagai lurah Karang Jaya.
Sebelumnya, dia menjabat sekretaris kelurahan (seklur) 20 Ilir DIV, Kecamatan Ilir Timur I. Tak hanya penilaian lapangan, dia juga harus mengirimkan berbagai berkas dan dokumen hingga video seputar hal-hal yang telah dikerjakan melalui aplikasi yang sudah disediakan KemenkumHAM.
“Jadi dalam seleksi berkas di awal, kami mengirimkan video tentang riil apa yang kami kerjakan untuk masyarakat Kelurahan Karang Jaya. Termasuk SK dan lain sebagainya,” papar dia.
Setelah pendaftaran online, akhirnya keluar hasil 300 besar kades/lurah se-Indonesia. Dari Kota Palembang ada empat lurah. “Termasuk kami,” kata Yerry. Soal poin plus yang mungkin jadi pertimbangan tim penilai memilih Karang Jaya masuk 300 besar karena dianggap berhasil “menyelesaikan” permasalahan yang ada kaitannya dengan proyek PDAM. Diceritakan Yerry, sempat ada konflik warga dengan pihak ketiga, dalam hal ini pemborong galian pipa PDAM. Galian jalur pipa itu melintasi wilayah Kelurahan Karang Jaya. Penggalian pipa untuk menanam pipa berukuran besar dalam upaya revitalisasi distribusi air bersih itu ada yang mengenai lahan warga. “Kami tanya pemborong tidak klop ceritanya. Keterangan warga, proyek ini melibat pihak PUPR juga,” ulasnya. Ternyata, itu memang proyek PUPR yang disubkontrakkan kepada pihak ketiga. “Kami sempat dipanggil inspektorat. Seolah-olah dalam hal ini pemerintah kelurahan tidak mendukung. Padahal sebagai pemerintahan kita pasti akan mendukung program tersebut. Terjadi miskomunikasi. Alhamdulillah berkat penjelasan kita, semuanya clear. Antara warga dan pihak ketiga juga clear,” jelasnya. Masalah lain yang sempat berujung chaos yakni soal saluran air rumah. Melibatkan pejabat dan mantan pejabat. Kata Yerry, di wilayah Karang Jaya memang banyak rumah pejabat dan mantan pejabat di lingkungan Pemkot Palembang hingga Pemprov Sumsel.
“Kadang masih ada ego sentral, merasa pejabat dan mantan pejabat,” ujarnya. Kata Yerry, untuk penyelesaian tiap masalah masyarakat, dia selalu berupaya melihat akar masalahnya.
“Jadi kuncinya cuma satu, apa akar masalahnya. Kalau sudah ketemu, tidak akan melebar persoalannya. Tidak berlarut-larut. Mending hanya sendiri. Kalau melibatkan massa, bisa chaos,” bebernya. Berbekal keberhasilannya menyelesaikan berbagai persoalan itu, Yerry merasa optimis bisa lolos audisi dan masuk 10 besar. “Masalah yang dihadapi para kades/lurah beda-beda. Tapi saya lihat, di Kelurahan Karang Jaya lebih kompleks. Dengan pengalaman dan permasalahan yang sering dihadapi, kami optimis bisa masuk Top 10,” tukas dia. Yerry sangat berharap bisa ikut Paralegal Academy 29-31 Mei nanti. Kemudian mendapatkan kesempatan ikut upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023 yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Monas. Apalagi, pada momen itulah dilakukan penyerahan Paralegal Justice Award 2023. Diketahui, selain Yerry, dari Sumsel ada lima lagi yang masuk 300 besar audisi Paralegal Justice Awad 2023. Yakni Deni Akbar SIP (Lurah Sukabangun, Kecamatan Sukarami), Epriyansah SIP MSi (Lurah 26 Ilir Kecamatan Bukit Kecil), dan Agustini SSos MSi (Lurah Kepandean Baru, Kecamatan Ilir Timur I). Kemudian Ulil Amry SH (Lurah Lubuk Kupang, Lubuklinggau Selatan) dan Musmulyadi SE MM (Kades Balai Agung Kecamatan Sekayu Muba). (iol)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan