Ada Kipas Penting di Puskesmas Pakjo
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal. Stunting terjadi mulai janin dalam kandungan dan baru nampak pada saat anak berusia 2 tahun. Stunting pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Stunting berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnya pertumbuhan kemampuan motorik dan mental juga memiliki risiko terjadinya penurunan kemampuan intektual, produktivitas dan peningkatan risiko penyakit degeneratif. BACA JUGA : Martabak Yai Hasan di Puskesmas Nagaswidak Prevalensi data stunting tahun 2018 secara nasional sebesar 30,8% dan tahun 2019 sebesar 27,6% (Kemenkes). Prevalensi ini menurun secara nasional tetapi berdasarkan prevalensi SPM kasus stunting di Indonesia masih tinggi. Stunting ini dapat disebabkan oleh faktor langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung dari kejadian stunting salah satunya adalah asupan gizi. Stunting dapat di cegah dengan beberapa hal seperti memberikan ASI Eksklusif memberikan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan tubuh, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktifitas fisik untuk menyeimbangkan antara pengeluaran energi dan pemasukan zat gizi dalam tubuh dan memantau tumbuh kembang anak secara teratur. BACA JUGA : KI MEROGAN, Wujud Komitmen Puskesmas Kertapati Turunkan Angka Bumil KEK dan Anemia Berdasarkan data di Puskesmas Pakjo, masih di temukan anak yang mengalami stunting karena pada usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Data ASI Eksklusif di Puskesmas Pakjo yaitu sebesar 70% sedangkan target nasional sebesar 80%. Terbatasnya petugas konselor ASI juga menjadi hambatan tersendiri karena berdampak kurang optimalnya konseling ASI. Berangkat dari hal inilah, Puskesmas Pakjo membuat inovasi sebagai upaya mencegah dan mengatasi stunting pada balita dan untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif yaitu “KIPAS PENTING” (Kelompok Ibu Pendukung ASI Eksklusif Peduli Stunting). Inovasi “KIPAS PENTING” bekerjasama dengan ibu – ibu kader posyandu dan ibu menyusui atau ibu hamil yang ada untuk menjadi tenaga konselor dan pemantau tumbuh kembang bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Pakjo. “KIPAS PENTING” (Kelompok Ibu Pendukung ASI Eksklusif Peduli Stunting). Inisiatif pembuatan inovasi ini dilakukan sejak awal tahun 2020 yang bertujuan untuk memberikan perhatian lebih kepada ibu hamil dan ibu melahirkan dalam mencegah dan mengatasi stunting. (Ril).