PRABUMULIH - Di halaman rumahnya di Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Yandi (sapaan akrabnya, red) memelihara lebah klanceng penghasil madu bersama istrinya. Setiap sudut di halaman rumahnya yang cukup luas, terletak belahan batang pohon bercorong lengkap dengan papan segi empat tertutup plastik rapat berisi lebah di dalamnya.

Tak kurang dari puluhan koloni lebah klanceng yang menghiasi halaman rumahnya. Mulai dari halaman depan, samping hingga halaman belakang rumahnya. "Disini sedikit, yang banyak di dusun (OKI, red)," ujar Yandi, mengawali perbincangan.

Terinspirasi dari youtube, dia mengaku tertarik memelihara lebah klanceng sejak setahun terakhir yang didapatnya dari hasil perburuan lebah di OKI dan Baturaja. "Kebanyakan yang merawatnya wong rumah (istri, red). Yang promosi ke medsos juga wong rumah," katanya.

Jenis lebah klanceng yang dipeliharanya, yakni jenis Torasika Trigona. "Ada sekitr 15 kotak toping. 1 kotak pasti panen setiap bulan. Untuk 1 kotak bisa menghasilkan lebih kurang 1 kg madu,’’ ujarnya.

Pemasarannya pun tak susah, banyak warga yang datang langsung ke rumahnya untuk membeli madu. Bahkan, tak sedikit pula yang menitipkan botol setiap kali panen. "1 kg biasanya dijual dengan harga Rp400-500 ribu," akunya.

Perawatannya pun tak susah. Lebah bisa mencari makan sendiri keluar dari sarangnya dan juga pulang sendiri kalau sudah selesai makan. "Asalkan ada ratu nya, mereka tidak akan meninggalkan sarangnya. Kalau keluar mencari makan, pasti kembali lagi," jelasnya.

Untuk makanan lebah, Yandi sudah menyiapkan banyak tanaman dan bunga di halaman rumahnya. Tak ketinggalan, ada bunga air mata pengantin yang menjalar hampir di seluruh pagar belakang rumahnya.

Berkat kepiawaian serta pengalamannya budidaya madu, dia pun kini juga menjual seperangkat alat untuk budidaya madu. "1 set lok berikut toping dijual seharga Rp500 ribu," tukasnya mengaku konsumen biasanya datang langsung sehingga bisa melihat prosesnya sendiri dan tidak akan tertipu. (chy)