https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Soal Rumah Subsidi, Sumsel Nomor Satu di Pulau Sumatera

  Penjualan Masuk Nomor Lima Tertinggi Secara Nasional PALEMBANG - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) patut bangga. Sumsel menjadi nomor satu di Sumatera untuk penyaluran kredit rumah subsidi. Rumah subsidi adalah program sejuta rumah yang dijalankan pemerintah. Dari program rumah subsidi ini. Warga bisa mendapatkan rumah dengan uang muka rendah. Rumah subsidi disalurkan lewat program bernama Fasilitasi Likuidasi Pembiayaan Perumahan (FLPP). Penyalur FLPP rumah subsidi adalah bank. Terutama bank pelar merah Baca juga : Rumah Subsidi Bakal Rp160 Jutaan Nah, total penyaluran kredit rumah subsidi mencapai 13.194 unit. Jumlah uang tersalur Rp 1,4 triliun."Kita nomor 1 di Sumatera," kata Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Sumsel, Zewwy Salim. Nah, jika dilihat dari Indonesia. Maka penyaluran rumah subsidi di Sumsel tercatat menjadi nomor lima. "Kita nomor lima se-Indonesia ya," kata Zewwy Salim. Penyaluran rumah subsidi di Sumsel tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sumsel. Rinciannya : Baca juga : Inilah 13 Kampus di Palembang yang Masuk Daftar Universitas Terbaik di Dunia Versi EduRank 2022. Kampus mu ada gak ? Palembang : 6.398 unit Banyuasin : 2.927 unit Lubuklinggau  : 826 unit Lahat : 570 unit OKU : 474 uni Prabumulih : 370 unit Muara Enim : 338 unit Ogan Ilir : 307 unit Baca juga : Bocor ! Ini Kisi-Kisi Soal Seleksi Masuk PTN Muba : 236 unit OKU Timur : 208 unit OKI : 199 unit PALI : 93 unit Mura : 77 unit Pagaralam : 57 unit OKU Selatan : 53 unit Muratara : 39 unit Empat Lawang : 22 unit Palembang menjadi kota terbanyak yang dibangun rumah subsidi. Angkanya mencapai 6.398 unit. Sedangkan Banyuasin ada di peringkat kedua dengan penjualan rumah subsidi sebesar 2.927 unit. Lalu yang terendah adalah Empat Lawang yang angkanya hanya 22 unit. Rumah subsidi bisa didapatkan melalui penjualan-penjualan rumah oleh developer. Kamu bisa mendapatkannya. Bahkan, ada yang menjual dengan DP Nol rupiah. Baca juga : Siap Lipat gandakan Pembiayaan Properti Zewwy mengaku, penjualan properti seperti tahun lalu juga terbantu dengan adanya insentif dari pemerintah. Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung  Pemeritan (PPN DTP) untuk sektor properti yang diluncurkan pemerintah sejak 2021. Namun, insentif tersebut telah berakhir pada 31 September 2022 lalu. Padahal, dengan adanya insentif itu, konsumen sangat terbantu dengan adanya potongan 50 persen dari uang muka (DP ) yang harus mereka bayar. Baca juga : Center Park Point Pakai Konsep Green Area “Sebaiknya pemberian insentif dilanjutkan lagi pada 2023 ini. Sebab, kemudahan pajak dan regulasi dinilai efektif dalam mendorong penjualan property. Kalau tidak ada stimulus, kami yakin properti 2023 akan stagnan," tegasnya. Apalagi di Sumsel, menurut Zewwy, pengembang di provinsi ini sudah terbiasa dengan stimulus yang diberikan. Konsumen yang paling banyak memanfaatkan stimulus PPN DTP adalah ASN, karyawan BUMN dan swasta. Secara harga, rumah di bawah Rp500 juta menjadi yang paling diminati. Permintaan  rumah di segmen ini terus meningkat, terutama di Kota Palembang dan sekitarnya REI Sumsel mendesak pemerintah  menaikkan harga dan memberikan kemudahan di perbankan agar penyerapan di kabupaten/kota bisa lebih banyak. Baca juga : CitraGrand City Lengkapi Fasilitas Terbaru Karena belum adanya kepastian kenaikan harga dari pemerintah pusat, para developer menurunkan volume pembangunan. Untuk wilayah Palembang dan sekitarnya, kawasan Talang Jambe, Talang Keramat,  Tanjung Barangan serta Borang masih menjadi fokus lokasi pembangunan rumah subsidi oleh anggota pengembang REI Sumsel. Sesuai regulasi sekarang ini, rumah FLPP minimal luas tanahnya 60 meter persegi dan maksimal 100 meter persegi. Zewwy berharap ada juga kemudahan pemasangan jaringan listrik ke lokasi perumahan dari PLN. Selama ini memberatkan biaya investasi pengembang baik untuk rumah subsidi maupun komersil.  (rip)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan