SLBN Trituna Subang: Mewujudkan Sekolah Inklusif dan Digital bagi Anak Berkebutuhan Khusus
SLBN Trituna menjalani perubahan besar. Ruang kelas direnovasi, toilet diperbarui, serta ruang administrasi dan pembelajaran khusus diperbaiki.-Foto: IST-
Guru-guru memanfaatkannya untuk berbagai kegiatan—mulai dari pembelajaran lintas jenjang SD hingga SMA, hingga sosialisasi untuk GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan).
“Kami ingin semua anak punya kesempatan yang sama untuk merasakan pengalaman belajar digital,” tutur Lela.
Meski penggunaannya dilakukan bergiliran, sekolah sudah mengatur jadwal agar setiap kelas mendapat waktu belajar dengan perangkat tersebut.
Belajar dengan Ceria
Di salah satu ruang belajar, Irfan, siswa kelas 12, tampak antusias berdiri di depan layar IFP. Dengan senyum cerah, ia mengaku senang belajar menggunakan teknologi baru itu.
“Pelajaran matematika jadi lebih seru, nggak ngebosenin,” katanya polos.
Ketika ditanya pesan untuk pemerintah, Irfan menjawab lugas, “Terima kasih untuk Pak Menteri dan Presiden.” Ia pun bercanda ringan, “Saya mau jadi pengusaha sembako, biar bisa beli beras sendiri.” Sebuah harapan sederhana yang mencerminkan semangat kemandirian dari anak muda luar biasa itu.
BACA JUGA:Kickboxing Sumsel Panaskan Mesin Jelang Porprov 2025 di Muba: Targetkan Capaian Lebih Gemilang!
Lebih dari Sekadar Revitalisasi
Perubahan di SLBN Trituna Subang bukan sekadar kisah sukses pembangunan fisik. Ia adalah perjalanan tentang kepercayaan diri yang tumbuh kembali, tentang guru-guru yang berani berinovasi, dan tentang anak-anak yang kini melihat dunia dengan penuh warna.
Sekolah ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi, empati, dan kolaborasi bisa berjalan seiring untuk menciptakan sistem pendidikan yang benar-benar inklusif.
SLBN Trituna Subang menegaskan satu hal penting: bahwa setiap anak—apa pun kondisinya—memiliki hak yang sama untuk belajar, berkembang, dan bermimpi besar. Di sinilah masa depan pendidikan inklusif Indonesia mulai tumbuh, satu senyum dan satu layar interaktif pada satu waktu.
