Lubuk Linggau 24 Tahun, Dari Kota Persinggahan Menjadi Kota Tujuan Penuh Harapan
Dari kota persinggahan menjadi kota tujuan, menandai usia ke-24 dengan semangat “Sinergi untuk Maju dan Sejahtera.”, maju dan sejahtera lewat sinergi bersama. Foto: Heryani, SST – Statistisi Ahli Madya BPS Kota Lubuk Linggau--
Oleh: Heryani, SST – Statistisi Ahli Madya BPS Kota Lubuk Linggau
LUBUK LINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID – Dua dekade lebih sudah berlalu sejak Lubuk Linggau resmi berdiri pada 2001.
Dulu, kota ini dikenal sebagai tempat singgah para pelintas Sumatera bagian barat sekadar berhenti, minum kopi, lalu melanjutkan perjalanan.
Kini, wajah itu berubah total. Lubuk Linggau bukan lagi sekadar persinggahan, melainkan destinasi.
Orang datang bukan hanya untuk mampir, tetapi untuk membangun masa depan.
Dari Pasar Satelit hingga Air Terjun Temam, denyut kehidupan kota menunjukkan semangat baru keyakinan bahwa Lubuk Linggau mampu berdiri sejajar dengan kota-kota besar lain di Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Berusaha Pulang dalam Luka, Riky Tewas Bersimbah Darah Usai Ditikam di Jakabaring
Dari Kota Administratif ke Pusat Ekonomi Regional
Dua puluh empat tahun mungkin belum lama dalam ukuran sejarah, tetapi cukup untuk menorehkan kemajuan berarti.
Sejak dimekarkan dari Kabupaten Musi Rawas, Lubuk Linggau tumbuh dari kota administratif sederhana menjadi simpul pertumbuhan ekonomi wilayah barat Sumatera Selatan.
Letaknya yang strategis di jalur lintas tengah menjadikannya pintu penting penghubung antara Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Jambi.
Dari sini, arus perdagangan, jasa, dan logistik berputar cepat, menciptakan dinamika ekonomi baru.
Sinergi untuk Maju dan Sejahtera
Tema HUT ke-24 tahun ini, “Sinergi untuk Maju dan Sejahtera”, bukan sekadar slogan, tetapi refleksi dari perjalanan kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
Pembangunan kota kini tak hanya berfokus pada infrastruktur fisik, melainkan juga pada peningkatan kualitas hidup warga.
BACA JUGA:Sumsel United Siap Tantang PSPS Pekanbaru di Laga Tandang
