Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

TRANSFORMASI MPLS RAMAH 2025 BERFOKUS PADA HAK ANAK DAN KARAKTER

Muhammad Isnaini (Pengamat Pendidikan dan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang). Foto:Ist--

Semua ini tidak hanya menyalahi prinsip perlindungan anak, tetapi juga bertentangan dengan falsafah pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menempatkan anak sebagai manusia seutuhnya.

Pendidikan karakter tidak bisa tumbuh di bawah tekanan dan rasa takut.

Budaya sekolah harus menjadi ruang tumbuh yang merayakan empati, gotong royong, integritas, dan keterbukaan terhadap perbedaan.

BACA JUGA: Event Kolaborasi Selpi, ISSI, dan Bank Mandiri, SE54K di Tanjakan, Lega di Turunan

BACA JUGA:Bangun Gedung Serbaguna, Hidupkan Sawah Mati Suri 300 Hektare

Ironi dan Tantangan di Lapangan

Meski transformasi telah digulirkan, tak bisa dipungkiri masih banyak sekolah yang bertahan pada pola lama.

Siswa senior masih diberi ruang mengatur MPLS tanpa supervisi guru yang memadai.

Dalam banyak kasus, siswa baru justru menjadi korban kekerasan psikologis yang dibalut jargon kekompakan.

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan kebijakan belum sepenuhnya menyentuh perubahan paradigma. Sekolah harus berani meninggalkan kebiasaan lama yang bertentangan dengan prinsip-prinsip pendidikan modern.

BACA JUGA:10 Jurusan Kuliah Paling Dicari di Era Digital Bikin Kamu Auto Dapat Kerja!

BACA JUGA:Komitmen Bukan Seremoni tapi Aksi Nyata, Tahun Ini Fokus 7 Daerah Rawan Karhutla di Sumsel

Perlu langkah tegas dari dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengawasi pelaksanaan MPLS secara lebih ketat.

Gerakan Bersama Menuju Pendidikan yang Memanusiakan

Transformasi MPLS bukan hanya soal mengganti metode, melainkan revolusi cara pandang terhadap anak didik. Pendidikan harus dimulai dari pengalaman pertama yang menyenangkan, inklusif, dan memerdekakan.

“Sekolah harus menjadi rumah kedua yang aman bagi semua siswa, bukan ladang reproduksi ketakutan dan tekanan,” tegas Muhammad Isnaini, Pengamat Pendidikan sekaligus Dekan Fakultas

BACA JUGA:Panduan Pembuatan Video Pengenalan Diri untuk UKin UKPPPG Guru Tertentu 2025

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan