PERS MENGAWAL KETAHANAN PANGAN UNTUK KEMANDIRIAN BANGSA
Muhammad Isnaini, (Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang)--
SUMATERAEKSPRES.ID - Pers merupakan lembaga atau individu yang bertugas mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui berbagai media, seperti surat kabar, televisi, radio, dan platform digital.
Pers memiliki fungsi utama sebagai penyampai informasi, pengawas kebijakan publik, serta sebagai sarana edukasi bagi masyarakat. Sementara itu, literasi media adalah kemampuan individu untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara kritis melalui berbagai bentuk media.
BACA JUGA:Apresiasi Peran Aktif Insan Pers
Literasi media sangat penting di era digital karena membantu masyarakat membedakan informasi yang benar dan yang menyesatkan. Dalam konteks ketahanan pangan, pers memiliki peran krusial dalam memberikan informasi yang akurat mengenai kondisi pertanian, kebijakan pangan, serta tantangan yang dihadapi oleh petani dan industri pangan.
Di tengah arus informasi yang deras dan sering kali tidak terverifikasi, pers harus hadir sebagai penyampai berita yang objektif dan edukatif. Melalui pemberitaan yang berbasis data dan fakta, pers dapat membantu masyarakat memahami pentingnya kemandirian pangan dan bagaimana setiap individu dapat berkontribusi dalam upaya ini.
Sebagaimana dinyatakan oleh Kovach dan Rosenstiel (2014), "jurnalisme bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang dapat dipercaya sehingga warga dapat membuat keputusan yang tepat dalam kehidupan pribadi dan publik mereka.
" Dalam konteks ketahanan pangan, informasi yang diberikan pers dapat membantu petani dalam mengadopsi teknologi baru, memahami kebijakan pemerintah, serta mengakses pasar yang lebih luas.
Selain itu, pemberitaan yang baik juga dapat memberikan tekanan kepada pemangku kebijakan untuk menciptakan regulasi yang berpihak pada petani dan kemandirian pangan nasional.
Masyarakat kritis adalah kelompok individu yang memiliki kemampuan berpikir rasional, analitis, dan reflektif dalam menilai informasi yang mereka terima. Mereka tidak mudah terpengaruh oleh propaganda atau informasi yang menyesatkan.
Dalam isu ketahanan pangan, masyarakat yang kritis dapat memahami pentingnya mendukung produk lokal, mengurangi ketergantungan pada impor, dan mendorong kebijakan yang berkelanjutan. Sebagaimana diungkapkan oleh Freire (1970), "kesadaran kritis memungkinkan individu untuk memahami realitas sosial dan bertindak secara rasional untuk memperbaikinya."
Pers juga berperan dalam menghadapi tantangan di era digital, seperti disinformasi tentang pangan, hoaks mengenai keamanan pangan, dan manipulasi opini publik terkait kebijakan pertanian.
Oleh karena itu, pers harus beradaptasi dengan berbagai teknologi digital, mengedukasi masyarakat tentang cara mengidentifikasi berita yang valid, serta tetap menjaga independensi dan kredibilitas jurnalistik.
Pers yang kuat di era digital tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga mendidik masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilah dan memahami berita.
