Anggota DPRD Sumsel: MPLS Harus Jadi Sarana Penguatan Karakter Siswa, Bukan Ajang Senioritas

Reporter: Dudun |

Editor: Rian Sumeks |

Jumat , 11 Jul 2025 - 14:06

Anggota DPRD Sumsel: MPLS Harus Jadi Sarana Penguatan Karakter Siswa, Bukan Ajang Senioritas-Foto: IST-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) harus dijadikan momen strategis dalam membentuk karakter siswa sejak awal masuk sekolah, bukan sekadar rutinitas seremonial tahunan.

Demikian ditegaskan Anggota Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Kiki Subagyo, dalam imbauannya kepada seluruh satuan pendidikan di wilayah Sumsel.

Politisi dari Fraksi Demokrat itu mengingatkan bahwa MPLS seharusnya difokuskan pada pembangunan nilai-nilai positif seperti kedisiplinan, rasa tanggung jawab, semangat kebersamaan, dan integritas.

Ia menekankan bahwa kegiatan pengenalan sekolah bukan hanya memperkenalkan fasilitas dan aturan, tetapi juga harus menanamkan semangat belajar dan membentuk karakter pelajar yang unggul.

“Kesan pertama siswa terhadap sekolah sangat menentukan. Karena itu, MPLS harus dirancang menyenangkan, inspiratif, dan mampu membangun kepercayaan diri mereka,” ujarnya usai menjalankan salat Jumat, Jumat (11/7/2025).

Tolak Perpeloncoan, Dorong Kreativitas

Kiki menyatakan penolakan tegas terhadap praktik-praktik yang mengarah pada kekerasan mental maupun fisik seperti perpeloncoan.

Ia menyebut hal itu sebagai warisan lama yang tidak lagi relevan dalam sistem pendidikan modern.

“Sekolah bukan tempat menanamkan budaya senioritas. MPLS adalah ruang adaptasi yang mendukung perkembangan siswa baru, bukan ajang uji mental,” tegasnya.

Sebagai gantinya, Kiki mendorong sekolah untuk mengisi MPLS dengan kegiatan kreatif dan membangun.

Ia mengusulkan pengenalan soft skill, pelatihan literasi digital, kegiatan diskusi tentang nilai kebangsaan, serta simulasi belajar kelompok yang bersifat kolaboratif.

Kolaborasi Menyeluruh Diperlukan

anggota dprd sumsel: mpls harus jadi sarana penguatan karakter siswa, bukan ajang senioritas                            palembang, sumateraekspres.id – masa pengenalan lingkungan sekolah (mpls) harus dijadikan momen strategis dalam membentuk karakter siswa sejak awal masuk sekolah, bukan sekadar rutinitas seremonial tahunan.
demikian ditegaskan anggota komisi v dprd provinsi sumatera selatan (sumsel), kiki subagyo, dalam imbauannya kepada seluruh satuan pendidikan di wilayah sumsel.
politisi dari fraksi demokrat itu mengingatkan bahwa mpls seharusnya difokuskan pada pembangunan nilai-nilai positif seperti kedisiplinan, rasa tanggung jawab, semangat kebersamaan, dan integritas.
ia menekankan bahwa kegiatan pengenalan sekolah bukan hanya memperkenalkan fasilitas dan aturan, tetapi juga harus menanamkan semangat belajar dan membentuk karakter pelajar yang unggul.
baca juga:cekcok penumpang vs sopir taksi online di palembang viral di media sosial, diduga ada tindak kekerasan
baca juga:samsung galaxy z fold7 & flip7 resmi dirilis: disokong galaxy ai dan proteksi 3 tahun
“kesan pertama siswa terhadap sekolah sangat menentukan. karena itu, mpls harus dirancang menyenangkan, inspiratif, dan mampu membangun kepercayaan diri mereka,” ujarnya usai menjalankan salat jumat, jumat (11/7/2025).
tolak perpeloncoan, dorong kreativitas
kiki menyatakan penolakan tegas terhadap praktik-praktik yang mengarah pada kekerasan mental maupun fisik seperti perpeloncoan.
ia menyebut hal itu sebagai warisan lama yang tidak lagi relevan dalam sistem pendidikan modern.
baca juga:galaxy watch8 resmi meluncur: disokong galaxy ai dan promo cashback rp1 juta
baca juga:aktivasi coretax kini jadi kunci: laporkan spt pajak 2026 lebih mudah dan efisien!
“sekolah bukan tempat menanamkan budaya senioritas. mpls adalah ruang adaptasi yang mendukung perkembangan siswa baru, bukan ajang uji mental,” tegasnya.
sebagai gantinya, kiki mendorong sekolah untuk mengisi mpls dengan kegiatan kreatif dan membangun.
ia mengusulkan pengenalan soft skill, pelatihan literasi digital, kegiatan diskusi tentang nilai kebangsaan, serta simulasi belajar kelompok yang bersifat kolaboratif.
kolaborasi menyeluruh diperlukan
menurut kiki, keberhasilan mpls tidak bisa diserahkan hanya kepada panitia internal sekolah. ia menyarankan agar guru bimbingan konseling (bk), wali kelas, hingga alumni turut ambil bagian dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
“dengan keterlibatan berbagai pihak, siswa akan mendapatkan panduan yang utuh—baik secara emosional, sosial, maupun akademik,” ungkapnya.
ia juga menyebutkan bahwa kolaborasi ini akan menumbuhkan rasa aman dan memperkuat orientasi siswa terhadap dunia pendidikan yang akan mereka jalani dalam beberapa tahun ke depan.
landasan awal membentuk generasi tangguh
kiki mengakhiri imbauannya dengan menyatakan bahwa mpls merupakan tahap krusial yang dapat menjadi pondasi kuat bagi siswa dalam menapaki perjalanan pendidikan.
menurutnya, pendekatan yang humanis dan terstruktur sejak awal akan menciptakan pelajar yang tangguh, cerdas, dan memiliki kepedulian sosial tinggi.
“kalau sejak awal karakter mereka sudah dibentuk dengan pendekatan yang baik, maka ke depan mereka akan tumbuh menjadi pelajar yang siap menghadapi tantangan zaman,” pungkasnya.