Ortu Wajib Waspada Tontonan di Gadget Bisa Timbulkan Kekerasan Anak, Ini Pesan Kadin PPPA Sumsel
HARI ANAK NASIONAL: Gubernur Sumsel, Dr H Herman Deru SH MM terlihat bercengkrama dengan anak-anak saat peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025 yang berlangsung di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) Kecamatan Gandus, Palembang, kemarin (11/8-Foto: kris samiaji/sumeks -
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pesatnya kecanggihan teknologi seperti yang terjadi saat ini ternyata perlu diwaspadai terutama yang menyasar kepada anak-anak. Pasalnya tak semuanya yang berdampak positif melainkan banyak pula dampak negatifnya.
Karena banyak tontonan video yang tayang melalui melalui gadget atau handphone yang tidak memberikan nilai edukasi kepada anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Surnsel Fitriana SSos menyebut kecenderungan meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak bisa disebabkan berbagai faktor. Tidak hanya faktor ekononi, agarma, tingkat pendidikan, lingkungan, dan faktor media sosial.
Dari faktor media sosial ini menurut Fitriana juga menjadi pemicu naiknya angka kekerasan dan angka pelecehan terhadap anak-anak.
"Pengaruh tontonan yang tidak layak untuk anak anak. Sehingga merusak pikiran anak-anak," sebut Fitriana di acara Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025 di Situs Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) Kecamatan Gandus, kemarin (11/8).
BACA JUGA:Ngapain Aja Saat Ada Pemadaman Listrik di Wilayahmu? Ini 7 Aktivitas Seru Tanpa Gadget
Padahal, terang Fitriana sudah ada aturan mengenai batasan usia yang boleh menonton gadget. Dia berpesan supaya orang tua bisa lebih memperhatikan anak anak. Jika anak diberikan gadget atau handphone harus diatur waktunya. Tidak boleh lost control seharian memakai gadget.
Orang tua harus mengecek dan mengawasi apa yang ditonton anak. Harus waspada dan mendampingi apa yang menjadi tontonan anak ini, untuk kasus kekerasan terhadap anak ini di seluruh wilayah Sumsel periode hingga Juli 2025 ada sekitar 300-an kasus.
Karena ini fenomena gunung es di berbagai daerah. Namun selama ini tidak banyak yang berani melapor atau speakup. Pun demikian Fitriana menyebut, banyaknya kasus kekerasan kepada anak yang terungkap saat ini menunjukan sosialisasi sudah berhasil.
Dengan adanya sosialisasi jika ada anak yang jadi korban kekerasan harus sudah berani melapor. Karena di seluruh kabupaten dan kota di Sumsel sudah ada UPTD dari Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
BACA JUGA:Advan Tab V8 Bikin Geger Pasar Gadget Murah Kencang Layar Tajam RAM Gede Kamera Mantap
BACA JUGA: Cara Mengatasi Anak yang Kecanduan Gadget: Solusi Bijak untuk Orang Tua Masa Kini
Juga bisa melapor pada call centre SAPA 129. Masyarakat sudah terbuka jika ada anak jadi korban atau perempuan itu sendiri, bisa melapor segera.
