Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Microsoft Bocorkan 40 Profesi yang Akan Punah! Siap-siap Digantikan AI!

TERANCAM PUNAH! 40 profesi ini masuk daftar hitam Microsoft sebagai yang paling rentan digilas kecanggihan AI. Apakah pekerjaanmu salah satunya? Foto:Illustrasi--

SUMATERAEKSPRES.ID – Kecanggihan teknologi artificial intelligence (AI) tak hanya memukau dunia, tetapi juga mulai mengancam stabilitas pasar kerja global.

Dalam laporan terbaru yang dirilis Microsoft, sebanyak 40 profesi disebut berada di garis depan ancaman digitalisasi, dengan potensi besar untuk tergantikan oleh AI, terutama yang berbasis generatif seperti ChatGPT.

Microsoft menyoroti bahwa profesi dengan skor keterkaitan tinggi terhadap kecerdasan buatan adalah mereka yang tugas utamanya bersifat tekstual, analitis, atau berbasis data—yang mana kini semakin mudah dilakukan oleh AI.

Mulai dari penerjemah, penulis, hingga ahli matematika, semuanya masuk radar merah.

BACA JUGA:Gandeng Media Terbesar di Sumsel, Bea Cukai Sumbagtim Genjot Sosialisasi Fiskal dan Perangi Rokok Ilegal

BACA JUGA:Penting Gak Penting, Evaluasi Keberadaan ATM, Ini Program Kerja Kepala Perwakilan BI Sumsel Bambang Pramono

"Profesi yang erat kaitannya dengan pengetahuan ilmiah, seperti komputer, matematika, serta pekerjaan administratif perkantoran, menunjukkan kerentanan tertinggi," tulis tim peneliti Microsoft dalam laporan tersebut.

Bidang penjualan dan layanan pelanggan juga tak luput dari ancaman ini. Alasannya sederhana—AI kini makin mahir dalam menyampaikan, menjelaskan, bahkan membujuk lewat komunikasi natural berbasis bahasa.

Namun demikian, laporan ini bukan sekadar alarm bahaya. Microsoft menekankan bahwa tingginya skor keterkaitan tak serta merta menjadi vonis pemutusan kerja.

AI, dalam banyak kasus, hadir sebagai alat bantu, bukan pengganti total.

Kenyataan pahit lainnya, pekerjaan yang selama ini dianggap bergengsi dan membutuhkan gelar sarjana, justru yang paling terdampak.

Di antaranya: ilmuwan politik, jurnalis, analis manajemen, dan sederet profesi akademis lainnya. Ini mengindikasikan bahwa latar pendidikan tinggi bukan lagi tameng utama dari disrupsi teknologi.

BACA JUGA:Nurcahaya Ubah Rawa Tak Produktif Jadi Kolam Lele, Bantu Ekonomi Keluarga di Martapura OKU Timur

BACA JUGA:Terus Bertambah, Dukungan Festival Panjat Pinang 80 Pohon Sumatera Ekspres 2025, Ayo Jangan Ketinggalan!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan