Pinjaman Online vs Paylater: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya!
Ilustrasi beda Pinjaman Online vs Paylater-Foto: sumateraekspres.id/Gemini-
Cara kerjanya cukup simpel: pengguna bisa membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya kemudian sesuai tenor yang dipilih—biasanya antara satu hingga 12 bulan.
Sistem paylater memberikan limit transaksi, bukan dana tunai, dan umumnya bunga yang dikenakan lebih rendah dibanding pinjol.
Perbedaan Utama yang Perlu Dipahami
| Aspek | Pinjaman Online | Paylater |
|---|---|---|
| Bentuk Dana | Uang tunai langsung ke rekening | Limit transaksi di merchant tertentu |
| Tujuan Penggunaan | Bebas, sesuai kebutuhan pribadi | Khusus untuk belanja barang/jasa |
| Platform Penyedia | Fintech lending | E-commerce dan layanan digital |
| Bunga | Relatif tinggi | Lebih rendah |
| Tenor | Fleksibel, bisa harian atau bulanan | Biasanya 1–12 bulan |
| Risiko | Denda tinggi, bunga menumpuk | Risiko gagal bayar & denda, tapi lebih ringan |
Legalitas & Risiko yang Harus Diwaspadai
Meski berbeda jenis, baik pinjol maupun paylater tetap memiliki tanggung jawab hukum. Keduanya mewajibkan pengguna untuk membayar cicilan tepat waktu.
Gagal bayar bisa berujung pada denda, penurunan skor kredit, bahkan penagihan agresif—terutama dari layanan yang tidak terdaftar resmi.
BACA JUGA:Toyota Land Cruiser 2025, Raja SUV Tangguh Berbalut Kemewahan, Siap Taklukkan Jalanan dan Alam Liar
BACA JUGA: Usai Luncurkan Mobil Listrik, Pendiri Xiaomi Rajai Daftar Orang Terkaya China
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa layanan yang digunakan sudah terdaftar dan memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan data OJK per awal 2025, tercatat lebih dari 100 perusahaan pinjol yang telah memiliki izin resmi. Sementara layanan paylater juga semakin banyak terintegrasi dalam ekosistem digital yang legal.
Gunakan Secara Bijak
Kemudahan akses jangan sampai membuat kita lengah.
Pinjol sebaiknya digunakan untuk kebutuhan darurat atau produktif, bukan konsumtif. Begitu juga dengan paylater, idealnya digunakan saat ada promo atau kebutuhan penting yang mendesak, bukan untuk belanja impulsif.
Sebelum menggunakan keduanya, pastikan untuk mengevaluasi kemampuan membayar. Ingat, utang tetaplah utang, dan ada konsekuensi yang harus ditanggung jika tidak diselesaikan dengan tepat waktu.
