A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: fopen(/tmp/ci_session06258arojv21defqspm974q1n05u76ns): failed to open stream: No space left on device

Filename: drivers/Session_files_driver.php

Line Number: 174

Backtrace:

File: /var/www/html/sumateraekspres.bacakoran.co/application/controllers/revamp_controller/Frontend_revamp.php
Line: 5
Function: __construct

File: /var/www/html/sumateraekspres.bacakoran.co/index.php
Line: 317
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: session_start(): Failed to read session data: user (path: /tmp)

Filename: Session/Session.php

Line Number: 143

Backtrace:

File: /var/www/html/sumateraekspres.bacakoran.co/application/controllers/revamp_controller/Frontend_revamp.php
Line: 5
Function: __construct

File: /var/www/html/sumateraekspres.bacakoran.co/index.php
Line: 317
Function: require_once

Jangan Asal Bilang 'OCD'' Memahami Gangguan Serius di Balik Istilah yang Banyak Disepelekan
Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Jangan Asal Bilang 'OCD'' Memahami Gangguan Serius di Balik Istilah yang Banyak Disepelekan

Jangan sembarangan bilang ‘OCD’. Di balik istilah yang sering dijadikan lelucon, ada perjuangan nyata jutaan orang melawan pikiran obsesif dan tindakan kompulsif yang tidak bisa mereka kendalikan. Foto:Ilustrasi--

Kompulsi adalah tindakan yang muncul sebagai respons untuk meredakan kecemasan akibat obsesi.

Contohnya:

  • Mencuci tangan berkali-kali.
  • Menyusun atau membersihkan barang tanpa henti.
  • Mengecek pintu, kompor, atau lampu berulang kali.
  • Menata benda hingga terasa “sempurna”.
  • Mengulang kata, angka, atau ritual tertentu.
  • Menghindari situasi yang memicu kecemasan.

Tindakan ini bukan dilakukan karena senang, tetapi karena adanya tekanan psikologis. Tidak melakukannya bisa memunculkan kecemasan yang lebih besar.

BACA JUGA:Gemilang Plus Jadikan Sukakarya Model Desa Hijau Berkelanjutan

BACA JUGA:Panen Terong di Pekarangan, Tambah Penghasilan Tiap Dua Minggu

Dampak Fisik dan Emosional

OCD dapat memengaruhi kondisi fisik dan emosional seseorang. Penderitanya sering mengalami:

  • Kesulitan tidur
  • Kelelahan mental
  • Menurunnya konsentrasi di sekolah atau pekerjaan
  • Tekanan emosional berlebih
  • Kerusakan kulit tangan akibat sering mencuci

Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa memicu stres kronis dan bahkan depresi.

BACA JUGA:Tanam Padi 1 Hektare Hanya 5 Jam Pakai Mesin Transplanter

BACA JUGA:CAPD, Terapi Mandiri untuk Pasien Gagal Ginjal Tetap Beraktivitas

Kenapa OCD Bisa Terjadi?

Penelitian menunjukkan beberapa faktor yang dapat memicu munculnya OCD:

1. Faktor Genetik

Memiliki anggota keluarga dengan gangguan serupa meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD.

2. Ketidakseimbangan Kimia Otak

Gangguan kadar serotonin—zat kimia yang mengatur suasana hati dan kecemasan—berkaitan erat dengan OCD.

3. Pengalaman Traumatis

Peristiwa besar seperti kecelakaan, kehilangan, atau trauma masa kecil dapat menjadi pemicu OCD.

4. Lingkungan dan Pola Asuh

Lingkungan yang terlalu ketat atau penuh tekanan dapat membentuk pola pikir obsesif.

BACA JUGA:Perkuat Ketahanan Pangan, Integrasikan Hulu-Hilir

BACA JUGA:Tingkatkan Transparansi dan Efisiensi Pembangunan, Kejaksaan Sosialisasikan Program Jaga Desa

5. Kondisi Kesehatan Tertentu

Beberapa studi menyebut adanya kaitan antara infeksi tertentu pada anak dengan munculnya gejala OCD, meski bukti ilmiah masih terus dikembangkan.

Bagaimana Cara Mengatasi OCD?

Kabar baiknya, OCD dapat dikelola dengan perawatan yang tepat. Banyak penderita bisa menjalani hidup produktif setelah mendapatkan penanganan yang sesuai.

1. Terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan