Jangan Asal Bilang 'OCD'' Memahami Gangguan Serius di Balik Istilah yang Banyak Disepelekan
Jangan sembarangan bilang ‘OCD’. Di balik istilah yang sering dijadikan lelucon, ada perjuangan nyata jutaan orang melawan pikiran obsesif dan tindakan kompulsif yang tidak bisa mereka kendalikan. Foto:Ilustrasi--
Kompulsi adalah tindakan yang muncul sebagai respons untuk meredakan kecemasan akibat obsesi.
Contohnya:
- Mencuci tangan berkali-kali.
- Menyusun atau membersihkan barang tanpa henti.
- Mengecek pintu, kompor, atau lampu berulang kali.
- Menata benda hingga terasa “sempurna”.
- Mengulang kata, angka, atau ritual tertentu.
- Menghindari situasi yang memicu kecemasan.
Tindakan ini bukan dilakukan karena senang, tetapi karena adanya tekanan psikologis. Tidak melakukannya bisa memunculkan kecemasan yang lebih besar.
BACA JUGA:Gemilang Plus Jadikan Sukakarya Model Desa Hijau Berkelanjutan
BACA JUGA:Panen Terong di Pekarangan, Tambah Penghasilan Tiap Dua Minggu
Dampak Fisik dan Emosional
OCD dapat memengaruhi kondisi fisik dan emosional seseorang. Penderitanya sering mengalami:
- Kesulitan tidur
- Kelelahan mental
- Menurunnya konsentrasi di sekolah atau pekerjaan
- Tekanan emosional berlebih
- Kerusakan kulit tangan akibat sering mencuci
Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa memicu stres kronis dan bahkan depresi.
BACA JUGA:Tanam Padi 1 Hektare Hanya 5 Jam Pakai Mesin Transplanter
BACA JUGA:CAPD, Terapi Mandiri untuk Pasien Gagal Ginjal Tetap Beraktivitas
Kenapa OCD Bisa Terjadi?
Penelitian menunjukkan beberapa faktor yang dapat memicu munculnya OCD:
1. Faktor Genetik
Memiliki anggota keluarga dengan gangguan serupa meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD.
2. Ketidakseimbangan Kimia Otak
Gangguan kadar serotonin—zat kimia yang mengatur suasana hati dan kecemasan—berkaitan erat dengan OCD.
3. Pengalaman Traumatis
Peristiwa besar seperti kecelakaan, kehilangan, atau trauma masa kecil dapat menjadi pemicu OCD.
4. Lingkungan dan Pola Asuh
Lingkungan yang terlalu ketat atau penuh tekanan dapat membentuk pola pikir obsesif.
BACA JUGA:Perkuat Ketahanan Pangan, Integrasikan Hulu-Hilir
BACA JUGA:Tingkatkan Transparansi dan Efisiensi Pembangunan, Kejaksaan Sosialisasikan Program Jaga Desa
5. Kondisi Kesehatan Tertentu
Beberapa studi menyebut adanya kaitan antara infeksi tertentu pada anak dengan munculnya gejala OCD, meski bukti ilmiah masih terus dikembangkan.
Bagaimana Cara Mengatasi OCD?
Kabar baiknya, OCD dapat dikelola dengan perawatan yang tepat. Banyak penderita bisa menjalani hidup produktif setelah mendapatkan penanganan yang sesuai.
