Cegah Kanker Payudara Sejak Dini: Sadari Lebih Penting daripada Takut Nyeri
Foto bersama di sela pelantikan Badan Pengurus Harian Persatuan Pendukung Wanita Penyandang Kanker Payudara (P2WPKP) Sumatera Selatan, di Hotel Clasie, Sabtu (21/6)-Foto: sumateraekspres.id-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kanker payudara masih menjadi penyebab kematian tertinggi di kalangan wanita dan disebut sebagai salah satu jenis kanker paling mematikan.
Menyikapi hal ini, dr. Benny Kusuma, Sp.B Subsp. Onk (K), MARS, mengajak masyarakat—terutama perempuan—untuk lebih peduli terhadap deteksi dini melalui pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI.
Menurut dr. Benny, kanker payudara memiliki sifat ganas dan heterogen, yang artinya satu pasien bisa memiliki lebih dari satu tipe tumor di payudara.
Ini berbeda dari kebanyakan jenis kanker lain yang biasanya hanya satu tipe.
BACA JUGA:Waspadai Kanker Payudara, Perlu Skrining, RSUD Siti Fatimah Berikan Layanan Skrining Gratis
BACA JUGA:Waspadai Kanker Kolon, Silent Killer yang Sering Tak Disadari: Pentingnya Deteksi Dini
"Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum dijumpai pada wanita. Selain jumlah kasusnya tinggi, tingkat kematiannya juga yang tertinggi," ujarnya saat menghadiri pelantikan Badan Pengurus Harian Persatuan Pendukung Wanita Penyandang Kanker Payudara (P2WPKP) Sumatera Selatan, di Hotel Clasie, Sabtu (21/6).
Tiga Pilar Penanganan Kanker Payudara
Pemerintah, kata dr. Benny, memiliki tiga strategi utama dalam menghadapi kanker payudara, yaitu:
1. Promosi Kesehatan
Menargetkan 80% perempuan, khususnya yang telah memasuki masa menopause.
BACA JUGA:Deteksi Dini Kanker Serviks, Infeksi HPV Menyebar dari Kontak Seksual
BACA JUGA:Kesehatan Mental Pasien Kanker Perlu Dijaga, Cegah Kecemasan dan Depresi
2. Deteksi Dini
Meningkatkan cakupan pemeriksaan untuk menemukan kanker pada stadium awal, minimal 40%.
3. Penanganan Cepat
Menjamin bahwa penderita yang sudah terdiagnosa kanker mendapatkan penanganan maksimal dalam waktu 90 hari.
Data penelitian dari India menunjukkan bahwa pada tahun 2030, jumlah penderita kanker payudara diperkirakan akan meningkat hingga 50 persen. Hal ini, kata dr. Benny, menjadi alarm serius bagi semua pihak.
