Pekan Seni 2025 Resmi Dibuka Malam Ini, Syarofal Anam Warnai Pembukaan
Pekan Seni 2025 Resmi Dibuka Malam Ini, Syarofal Anam Warnai Pembukaan-Foto: IST-
SUMATERAEKSPRES.ID — Lawang Borotan dipastikan menjadi pusat perhatian malam ini. Sorot lampu panggung, dentum musik, dan antusiasme para penonton berpadu ketika Pekan Seni 2025 resmi dibuka oleh Wali Kota Palembang H Ratu Dewa.
Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP), M. Nasir, bersama Sekretaris Faldy, Ketua Pelaksana Cheirman, Ketua Program Irfan Kurniawan, serta anggota M. Fitriansyah telah memantau persiapan sejak sore hari.
Mereka menyebut perhelatan tahun ini sebagai salah satu pembukaan paling meriah dalam beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA:Kolaborasi ATR/BPN–KPK Perkuat Integritas Layanan Pertanahan
BACA JUGA:Heksa Pastikan Tiket Big Eight SBL Setelah Tekuk SKANEPAL 18-46
“Pekan Seni harus menjadi cermin kehidupan seni Palembang—hidup, semarak, dan terbuka bagi siapa pun,” ujar Nasir.
Ia menekankan bahwa gelaran tahun ini dirancang sebagai ruang pertemuan lintas generasi dan lintas disiplin, yang menjadikan festival ini sebagai wadah besar bagi para pelaku seni kota.
Pembukaan diawali secara khidmat melalui lantunan Syarofal Anam Al Mutmainah, disusul Tari Tanggai sebagai bentuk penyambutan khas Palembang.
Namun sorotan panggung benar-benar mengarah ke Sanggar Mei-Mei ketika mereka menampilkan Tari Gema Swara Sinuhun, karya koreografer muda Sonia Anisah Utami.
BACA JUGA:BRI Serahkan Dua Kendaraan Pengangkut Sampah untuk Ajendam II/Sriwijaya
BACA JUGA:7 Mobil Mitsubishi Paling Diminati Keluarga Muda: Dari MPV Nyaman hingga SUV Tangguh
Tarian tersebut menjadi simbol pembuka yang kuat—menghadirkan suara perempuan dari masa lampau ke panggung modern. Terinspirasi dari sosok historis Ratu Sinuhun, perempuan Sumatera Selatan yang dikenal lewat naskah Simbur Cahaya dan pemikiran awal mengenai kesetaraan, Gema Swara Sinuhun menyajikan figur perempuan yang tegas namun tetap lembut. Selendang yang menjadi pusat gerak menegaskan paradoks anggun tapi berdaya, menggambarkan bahwa keberanian kerap lahir dari ketenangan.
Sonia memadukan gerak kokoh dengan ritme lembut, menjadikan karya ini bukan hanya penghormatan terhadap sejarah perempuan, tetapi juga penegasan bahwa panggung seni Palembang sepenuhnya terbuka bagi suara perempuan—setara dengan geliat kreativitas lainnya.
Malam pembukaan semakin berwarna dengan pemberian penghargaan kepada Dr (K) Silo Siswanto, pencipta Mars DKP, serta Martha Astra Winata, pelukis sosok Ratu Sinuhun yang menjadi inspirasi visual festival tahun ini. Kehadiran mereka mempertegas peran Pekan Seni sebagai ruang penghargaan bagi kreator yang berkontribusi pada lanskap budaya Palembang.
