Game Pertama Korban Kelelahan, Ronde Kedua Menolak, Alasan Pembunuh IRT Hamil di Hotel Lendosis
PELAKU DITEMBAK: Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Johannes Bangun (kiri) dan Kabid Humas Kombes Pol Nandang (kanan), menyaksikan tersangka Febrianto yang membunuh IRT hamil di Hotel, dipapah polisi usai konferensi pers, Kamis sore(16/10). -FOTO: EVAN ZUMARLI/SUMEKS -
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Pelaku pembunuhan ibu rumah tangga (IRT) Anti Puspitasari (22) yang tengah hamil muda, mengaku baru pertama kali bertemu korban. Tersangka Febrianto alias Febri (22), baru kenal melalui aplikasi yang sering disalahgunakan untuk prostitusi online.
Setelah pengakuannya ada kesepatan harga Rp300 ribu untuk 2 kali ’main’, Febri datang ke Kota Palembang, Jumat (10/10). Tersangka Febri yang masih berstatus lajang itu, merupakan warga Desa Sidomulyo, Jalur 18, Jembatan IV, Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin.
“(Kenal) dari grup Open BO Palembang, Rp300 ribu dua kali main,” aku Febri sambil meringis kesakitan atas luka tembak di betis kanannya, sebelum konferensi pers di Basement Gedung Presisi Mapolda Sumsel, Kamis siang (16/10).
Dari desanya setiba di Kota Palembang, Febri menumpang ojek online menuju Hotel Lendosis, di Jl Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan IT II, Palembang. “Sempat beli minuman dan makanan dulu di Indomaret dekat sana,” tuturnya.
Baru dia menuju Hotel Lendosis, menyusul datang korban mengendarai motor Beat hitam.
BACA JUGA:Dirilis! Ini Tampang Tersangka Pembunuh IRT Hamil Muda di Hotel Lendosis Palembang
BACA JUGA:Jatanras Polda Sumsel Bekuk Pembunuh IRT Hamil Muda di Hotel Lendosis
Sekitar pukul 16.00 WIB, keduanya terekam CCTV hotel saat check in di resepsionis. Korban sendiri baru baru saja mengantar suaminya, Adi Rosadi (36), kerja di sebuah mal di Jl Radial, sekitar pukul 15.00 WIB.
Game pertama dimulai di dalam kamar nomor 8, yang berada di lantai dua. Masih menurut pengakuan tersangka Febri, korban merasa kelelahan melayaninya. “Mau yang kedua ditolak, diusir keluar dari kamar,” ujar Febri.
Sesaat emosinya langsung memuncak. Kesal dan sakit hati dengan korban, yang menurutnya tidak sesuai kesepakatan. Amarahnya tak tertahankan lagi. Korban yang masih mengenakan ’baju dinas’ lingerie warna gelap, mulutnya disumpal pakai manset warna hitam milik korban sendiri.
Baru kemudian Febri mencekik leher korban. Setelah korban tidak bergerak lagi, tangan korban diikat di depan menggunakan hijab milik korban. Pembunuhan itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, atau 1,5 jam setelah mereka check in. Mendekati waktu magrib, Febri mengunci pintu kamar dari luar dan kabur.
Dia membawa serta handphone (hp) Redmi 13 milik korban dan motor Beat hitam BG 2486 AET. Ketika ditanya apakah dia sebenarnya sudah berniat menjebak untuk menguasai barang berharga milik korban, Febri membantahnya. “Nggak niat, Pak,” akunya.
BACA JUGA:Poco F6 Pro, 'Pembunuh Flagship Murah Hati' yang Mengguncang Pasar Smartphone
BACA JUGA:Pembunuh Ridho Ternyata Ayah dan Anak, Dipicu Miras dan Dendam Membara
